search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Perang Saudara di Myanmar, Junta Culik Warga Jadi Tentara Cadangan
Minggu, 28 April 2024, 11:17 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Perang Saudara di Myanmar, Junta Culik Warga Jadi Tentara Cadangan

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Junta militer disebut mulai menculik warga usia remaja untuk dijadikan tentara cadangan dalam perang saudara di Myanmar.

Junta Myanmar diklaim mulai kekurangan tentara lantaran terbunuh atau kabur saat bertempur melawan kelompok perlawanan bersenjata negara itu usai kudeta militer pada Februari 2021.

Media independen Myanmar The Irrawaddy melaporkan bahwa junta militer menemukan cara baru untuk melancarkan teror terhadap warga sipil.

Salah satunya dengan memulai penculikan terhadap warga Myanmar, terutama para remaja dari rumah, tempat kerja, dan jalanan, buat dijadikan tentara cadangan.

Sejumlah warga lokal menuturkan kesaksian mereka bahwa warga yang dianggap memenuhi syarat wajib militer diculik oleh para anggota junta di daerah Magwe, Bago, Yangon, dan Ayeyarwady.

Para korban penculikan ini kemudian dipaksa untuk menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum diangkut ke kamp pelatihan militer Myanmar.

Para penculik dikabarkan 'bergentayangan' di kota-kota hingga desa-desa untuk menculik warga. Mereka mengincar target melalui data dokumen kependudukan kota dan desa.

Junta Myanmar menetapkan aturan wajib militer pada 10 Februari lalu setelah pasukannya banyak menderita kekalahan dari sejumlah kelompok perlawanan.

Dalam pengumuman resmi mereka, pria antara 18-35 tahun harus menjalani wajib militer selama dua tahun, sedangkan wanita 18-27 tahun juga wajib gabung militer selama dua tahun.

Kebijakan radikal itu pun membuat sejumlah warga memilih kabur dari Myanmar. Sempat geger pula dua gadis remaja Myanmar tewas terinjak-injak di tengah serbuan warga di kantor imigrasi Mandalay untuk keluar dari negara itu.

Kepanikan dan kekhawatiran warga memuncak setelah kabar bahwa junta Myanmar melancarkan penculikan untuk memaksa gabung di militer bertempur melawan pasukan pemberontak.

Sebelumnya, hampir 50 tentara junta militer Myanmar menyerah ke kelompok etnis bersenjata di Tanintharyi pada awal pekan ini.
Cabang kelompok bersenjata Pasukan Nasional Karen (KNU), Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA), mencegat junta di Tanintharyi, Kota Myeik pada Selasa (23/4).

Kelompok itu juga menyerang pasukan junta. Imbas serangan mereka enam tentara junta meninggal. (sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami