search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Warga Sudaji Demo, Desak Perbekel Mundur Karena Diduga Intervensi Desa Adat
Jumat, 7 Maret 2025, 12:02 WITA Follow
image

beritabali/ist/Warga Sudaji Demo, Desak Perbekel Mundur Karena Diduga Intervensi Desa Adat.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Ratusan warga Dadia Agung Pasek Gel-Gel Sudaji, Buleleng, melakukan aksi demonstrasi di Kantor Perbekel Desa Sudaji pada Kamis (6/3). Mereka menuntut Perbekel Sudaji, Made Ngurah Fajar Kurniawan, untuk mundur dari jabatannya karena diduga mencampuri urusan desa adat. Aksi yang berlangsung damai ini dikawal ketat oleh aparat kepolisian dan TNI.

Dengan membawa spanduk berisi tuntutan, warga berorasi menuntut agar pemimpin desa tidak mengintervensi pemilihan bendesa adat. Beberapa perwakilan warga diizinkan masuk ke kantor perbekel untuk menyampaikan aspirasi mereka secara langsung.

Gede Arta Yasa, salah satu perwakilan warga, mengungkapkan bahwa Perbekel Sudaji, bersama Ketua BPD dan Ketua LPM, diduga mencoba mengendalikan desa adat dengan cara mengintervensi pemilihan bendesa adat.

"Yang dicalonkan bendesa yakni ketua BPD. Logikanya dia ingin menguasai desa adat dan dinas. Kenapa desa adat dilirik, kemungkinan karena ada LPD, dengan aset cukup besar. Kegiatan Purnama, Tilem kita selalu diganggu, oknum ini jumlahnya 10-15 datang terus intimidasi pemimpin adat yang sudah diputuskan sah secara hukum melalui Majelis Desa Adat Provinsi. Ini mau diganggu gugat," sebut Arta Yasa.

Warga semakin geram setelah salah satu pengurus adat disebut menerima makian yang tidak pantas pada saat Hari Tilem di Pura Dalem. Arta Yasa menambahkan bahwa keterlibatan orang-orang dekat perbekel dalam urusan desa adat memicu kemarahan krama Sudaji.

Mereka pun meminta Pemerintah Kabupaten Buleleng segera turun tangan untuk menyelesaikan konflik yang ada. "Nanti upaya hukumnya, bersurat resmi ke Bupati tembusan ke Kejaksaan ke Kepolisian untuk segera menyidik, atas permintaan krama Sudaji didukung oleh petisi. Bapak Bupati saya mohon segera tindak lanjuti, karena tuntutan masyarakat seperti ini saya pikir tidak bisa biarkan harus segera dieksekusi," tegasnya.

Di sisi lain, Perbekel Sudaji Made Ngurah Fajar Kurniawan membantah tudingan tersebut dan menegaskan bahwa dirinya hanya menjalankan tugas sesuai aturan.

"Itu sudah kita lakukan untuk undang mediasi, namun dari pihak prajuru adat kita tidak hadir. Akhirnya kita koordinasi masyarakat ngotot ke MDA, daripada ada sesuatu kita mendampingi. Kita damping masyarakat sampaikan aspirasi. Apa yang jadi permasalahan di desa kita sampaikan, mohon petunjuk," ujar Ngurah Fajar Kurniawan.

Dalam aksi tersebut, warga membentangkan berbagai spanduk yang berisi kecaman dan tuntutan, di antaranya bertuliskan "Warga Desa Sudaji Menyapa Pak Mekel Dan Aliansi, Mari Kita Ngopi Pak Mekel", "Kami Bosan di Intimidasi Oleh Kroni Kroninya Kepala Desa", serta "Alokasi Anggaran BKK Provinsi 1 Miliar Yang Tidak Jelas Pertanggungjawabannya". Hingga saat ini, warga masih menunggu tanggapan resmi dari pihak berwenang terkait tuntutan mereka.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/bul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami