search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Panen Perdana Jagung Arumba di Buleleng, Varietas Unggul dengan Masa Panen Cepat
Sabtu, 15 Maret 2025, 15:46 WITA Follow
image

beritabali/ist/Panen Perdana Jagung Arumba di Buleleng, Varietas Unggul dengan Masa Panen Cepat.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Dinas Pertanian Buleleng menggelar panen perdana jagung varietas baru jenis Arumba di Huta Kota, Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng, Sabtu (15/3). Jagung ini dikembangkan karena memiliki sejumlah keunggulan, salah satunya masa panen yang lebih singkat dibandingkan jagung biasa.

Panen perdana ini dihadiri langsung oleh Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra, Wakil Bupati Buleleng Gede Supriatna, serta Sekda Buleleng Gede Suyasa. Jagung Arumba ditanam di lahan seluas 1 hektare, namun panen kali ini baru dilakukan pada lahan seluas 40 are.

Kepala Dinas Pertanian Buleleng, Gede Melandrat, menjelaskan bahwa jagung Arumba memiliki tekstur menyerupai ketan, tetapi tidak terlalu lengket dan lebih empuk. Keunggulan lainnya adalah umur panen yang hanya 60 hari, sehingga petani dapat menanam hingga lima kali dalam setahun.

"Kalau jagung biasa, masa panennya bisa tiga hingga enam bulan. Kalau Arumba ini umur panennya hanya 60 hari," kata Melandrat.

Jagung Arumba kini mulai dikembangkan di Kecamatan Gerokgak, dengan permintaan tinggi dari wilayah Madura. Pengiriman dilakukan melalui Pelabuhan Sangsit, Kecamatan Sawan, dengan kapasitas dua hingga tiga truk dalam sekali kirim.

"Jagung ini bukan dijual per kilo. Di pasaran, dijual Rp 5 ribu per tiga biji. Jadi harganya cukup menjanjikan," tambah Melandrat.

Saat ini, produksi jagung di Buleleng mencapai lebih dari 35 ton per tahun. Pemerintah daerah berencana memperluas budidaya jagung ini di wilayah dengan krisis air seperti Kecamatan Gerokgak dan Tejakula, dengan target mencapai 18 ribu hektare.

Dalam pengembangannya, petani akan diedukasi untuk menerapkan sistem tumpang sari, yakni menanam cabai di bawah pohon jagung. Langkah ini bertujuan mencegah inflasi akibat ketimpangan produksi komoditas pangan.

"Jangan sampai karena kita terlalu fokus dengan gabah dan jagung, berdampak inflasi pada jenis tanaman lain. Jadi kami harap bisa ditumpangsarikan dengan cabai," terang Melandrat.

Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra, menyebut bahwa pengembangan jagung Arumba ini merupakan bagian dari upaya mendukung program kemandirian pangan di Buleleng. Varietas ini dinilai unggul karena dapat tumbuh di lahan minim air dan memiliki nilai ekonomi tinggi.

"Jagung Arumba ini salah satu varietas unggul dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Petani nanti akan diedukasi bagaimana budidaya jagung ini. Jadi lahan yang tidak banyak air bisa ditanami jagung ini," ujar Sutjidra.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/rat



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami