search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Forum Asia Bahas Peran Perempuan di Ekonomi Akar Rumput
Sabtu, 24 Mei 2025, 09:01 WITA Follow
image

beritabali/ist/Forum Asia Bahas Peran Perempuan di Ekonomi Akar Rumput.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Perempuan memegang peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, khususnya di kawasan ASEAN seperti Indonesia. Meski demikian, ketimpangan gender di sektor ekonomi dan politik masih menjadi tantangan nyata.

Isu ini mengemuka dalam Asia Grassroots Forum 2025 yang berlangsung di Nusa Dua, Kabupaten Badung, pada 21–23 Mei 2025. Forum yang digelar oleh Amartha ini mempertemukan sejumlah tokoh penting untuk membahas solusi konkret pemberdayaan perempuan di tingkat akar rumput.

Mantan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, dalam paparannya menegaskan perlunya mengatasi empat kesenjangan yang menghambat peran perempuan.

“Partisipasi perempuan sangat penting. Bila perempuan terlibat lebih banyak dalam ekonomi, resiliensi ekonomi nasional akan meningkat. Begitu juga jika perempuan aktif dalam politik, mereka dapat turut membentuk kebijakan yang lebih inklusif,” ujarnya, Kamis (22/5/2025) di Nusa Dua, Badung.

Retno juga menyoroti rendahnya keterwakilan perempuan di bidang STEM (sains, teknologi, rekayasa, dan matematika) yang baru mencapai 35 persen berdasarkan data UNESCO 2024. Selain itu, hanya 3,1 persen perempuan yang menjabat CEO di Indonesia, mencerminkan minimnya keterlibatan perempuan dalam posisi strategis di sektor ekonomi.

Namun, Retno optimistis karena data Kementerian UMKM menunjukkan sekitar 65 juta pelaku UMKM di Indonesia, dan lebih dari 64 persen di antaranya dikelola oleh perempuan. Ia pun mengapresiasi langkah Amartha dalam mendampingi pelaku UMKM perempuan di wilayah akar rumput.

Sementara itu, Tri Mumpuni, Direktur Eksekutif IBEKA sekaligus anggota Dewan Pengarah BRIN, mengingatkan pentingnya membangun kesetaraan dari lingkungan keluarga.

“Untuk mewujudkan kesetaraan, kita harus mulai dari akar budaya, misalnya menghentikan kebiasaan yang memprioritaskan anak laki-laki dalam pendidikan. Ekosistem yang setara harus dibangun dari rumah, agar perempuan punya kesempatan yang sama untuk berkembang,” tegasnya.

Forum ini pun menjadi momentum strategis untuk mempercepat kesetaraan gender di kawasan ASEAN, sekaligus mendorong lahirnya lebih banyak perempuan pelaku perubahan di bidang ekonomi dan politik.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami