Dari Desa Pelintasan ke Destinasi Wisata Dunia, Desa Keliki Bangkit Berkat PLTS dan TPS3R

beritabali/ist/Dari Desa Pelintasan ke Destinasi Wisata Dunia, Desa Keliki Bangkit Berkat PLTS dan TPS3R.
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, GIANYAR.
Dulu hanya dikenal sebagai desa pelintasan bagi wisatawan yang hendak menuju Ubud, kini Desa Keliki di Kecamatan Tegallalang, Gianyar, berhasil mencuri perhatian dunia.
Berkat program Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R), desa ini menjelma jadi destinasi wisata ramah lingkungan yang diminati wisatawan mancanegara.
Ketua BUMDes Yowana Keliki, I Wayan Sumada, menceritakan awal mula perjuangan Desa Keliki menata diri pasca pandemi COVID-19. Saat itu, Desa Keliki hanya menjadi penonton geliat wisata di sekitarnya.
“Kita hanya jadi penonton saja, sementara kunjungan wisatawan ke desa-desa lain seperti Taro malah ramai. Dari sanalah kami mulai menata desa, mulai dari kebersihan dan pengolahan sampah,” ungkapnya saat ditemui di Keliki, Rabu (21/5).
Berbekal semangat itu, BUMDes Yowana Keliki membentuk unit usaha pengolahan sampah didukung program TPS3R dari Kementerian PUPR. Langkah ini kemudian menarik perhatian Yayasan Puri Kauhan Ubud yang dipimpin Ari Dwipayana. Melalui program Nyapuh Tirah Campuhan Ubud, Pertamina turut terlibat mendampingi Keliki, dan bersama warga merancang solusi energi terbarukan lewat pemasangan PLTS di tujuh titik Subak dan satu TPS3R.
“PLTS ini kami gunakan untuk pengadaan air bersih di Subak Lauh Batu yang luasnya mencapai 32 hektare dan kebutuhan listrik TPS3R. Untuk irigasi, PLTS tanpa baterai, sedangkan di TPS3R menggunakan baterai cadangan,” jelas Sumada.
Selain efisiensi biaya listrik hingga Rp1 juta per bulan di TPS3R, keberadaan PLTS juga mendukung kelestarian tradisi masyarakat Subak yang masih menjaga ritual-ritual sakral dalam setiap tahapan bertani.
“Penanaman padi di sini penuh doa. Ada upacara mulai cari air, menanam, hingga panen. Semua diwariskan leluhur dan tetap kami jaga, meski saat ini di tengah modernisasi dan digitalisasi,” imbuhnya.
Sumada menyebut, sejak adanya program ini, jumlah kunjungan wisatawan meningkat drastis hingga lebih dari 200 persen.
“Pertamina tidak hanya beri program, tapi juga ikut promosikan desa kami. Dulu tamu kami hanya lokal, sekarang dari mancanegara, Kementerian, Putri Indonesia, bahkan saat G20 juga sempat ke sini,” katanya bangga.
Namun, Sumada mengakui tantangan tetap ada, terutama soal perawatan PLTS. Saat ini warga masih bergantung pada pendampingan teknis dan dua orang warga Keliki sudah pernah dikirim pelatihan ke Jakarta.
“Pelatihannya khusus PLTS, sedikit-sedikit warga mulai paham. Tapi ya masih belajar,” katanya.
Dampak positif lainnya adalah meningkatnya jumlah penginapan dan vila di desa ini. Meski demikian, pemerintah desa bersama Subak dan desa adat tetap mengendalikan alih fungsi lahan lewat perarem desa.
“Investor luar tidak sembarangan masuk. Lahan sawah yang boleh dibangun maksimal 30 persen, sisanya tetap sawah,” tegas Sumada.
Sementara, Alvin Sisdwinugraha, Analis Sistem Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan, Institute for Essential Services Reform (IESR ) mengatakan pemanfaatan energi terbarukan di tingkat komunitas menjadi aspek krusial dalam mendukung pencapaian Bali Net Zero Emission (NZE) 2045.
Keberhasilan yang telah diraih di Desa Keliki menjadi model yang layak untuk direplikasi di komunitas-komunitas lain dengan pendekatan yang tepat, yaitu melalui pemetaan kebutuhan produktif yang bisa dipenuhi oleh energi terbarukan.
"Contoh nyata dari penerapan ini adalah penggunaan PLTS atap di banjar-banjar, yang tidak hanya memenuhi kebutuhan listrik lokal tetapi juga meningkatkan kemandirian energi komunitas," katanya.
Selain itu, pengembangan energi terbarukan di level komunitas dapat diperkuat dengan keterlibatan pihak swasta yang menyediakan fasilitas pendanaan untuk berbagai inisiatif mitigasi perubahan iklim.
"Dengan kolaborasi yang sinergis antara masyarakat dan sektor swasta, transisi energi berkelanjutan di Bali akan semakin terakselerasi dan berkontribusi signifikan dalam mewujudkan target NZE 2045," tutupnya.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/tim