search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bupati Buleleng Ajukan Proposal Rumah Singgah Rp5 Miliar ke Kemensos
Kamis, 29 Mei 2025, 17:51 WITA Follow
image

beritabali/ist/Bupati Buleleng Ajukan Proposal Rumah Singgah Rp5 Miliar ke Kemensos.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Bupati Buleleng dr I Nyoman Sutjidra menyodorkan proposal pembangunan rumah singgah kepada pemerintah pusat.

Langkah ini dilakukan Sutjidra di sela kunjungan kerja Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial RI Robben Rico bersama Komisi VIII DPR RI ke Buleleng, Kamis (29/5/2025).

Sutjidra mengatakan, keberadaan rumah singgah sangat dibutuhkan di Buleleng untuk menampung sementara warga yang membutuhkan, termasuk penyandang disabilitas, gelandangan dan pengemis (gepeng), serta korban kekerasan. Selama ini, Pemkab Buleleng hanya bisa memanfaatkan panti asuhan terdekat untuk kebutuhan tersebut.

"Kami sudah menyerahkan RABnya kepada Sekjen Kemensos. Itu dirancang untuk dua lantai, supaya memenuhi syarat untuk penanganan sosial, masalah kekerasan dan sebagainya. Semoga bisa segera terealisasi," kata Sutjidra.

Dalam proposal tersebut, Pemkab Buleleng mengusulkan agar rumah singgah dibangun di belakang Kantor Dinas Sosial Buleleng, dengan kebutuhan anggaran mencapai Rp 5 miliar.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial RI Robben Rico menyatakan akan segera menyampaikan usulan ini ke Menteri Sosial Saifullah Yusuf, sekaligus berkoordinasi dengan Kementerian PUPR RI selaku pelaksana pembangunan.

"Pasti akan kami rekomendasikan. Karena itu salah satu layanan wajib yang memang harus dilakukan oleh Pemda. Tidak harus menunggu kasusnya tinggi. Pembangunan dapat dilakukan melalui kabupaten, provinsi atau pusat," ucapnya.

Namun Robben juga menegaskan, pemerintah pusat bersikap sangat selektif dalam pembangunan rumah singgah di daerah. Sebab, banyak daerah yang gagal menjalankan program serupa akibat minimnya anggaran operasional.

"Banyak contoh yang tidak berhasil. Bukan karena tidak punya niat yang baik, namun karena tidak adanya dukungan anggaran yang cukup untuk mengoperasionalkan rumah singgah ini. Makanya kami harus selektif. Tidak boleh hanya sekedar euforia. Harus dihitung supaya arahnya bisa terpadu, terarah dan berkelanjutan," tandasnya.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/rat



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami