Akun
user@gmail.com
Beritabali ID: 738173817
Langganan

Beritabali Premium Tidak Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Aktif sampai 23 Desember 2025
New York, USA (HQ)
750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845Call: 469-537-2410 (Toll-free)
hello@blogzine.comKronologi Layangan Plankton Robohkan Palinggih di Blahbatuh
BERITABALI.COM, GIANYAR.
Sebuah layangan berbentuk tokoh Plankton dari serial SpongeBob, berukuran 1,5 x 1 meter, jatuh menimpa tempat suci (palinggih) milik warga di Banjar Babakan, Desa/Kecamatan Blahbatuh, Selasa (12/8) siang.
Akibat insiden ini, tiga palinggih terdampak, dengan kerusakan terparah pada Palinggih Taksu yang roboh dan tak dapat digunakan lagi. Dua palinggih lainnya, yakni Palinggih Priangan dan Gedong, hanya miring dan sudah dibetulkan.
Baca juga:
Pasca-Insiden Helikopter, Satpol PP Badung Gencar Awasi Layangan di 2 Wilayah Kuta Selatan
Nilai kerugian belum ditaksir, namun selain membangun Palinggih Taksu baru, pemilik juga harus melaksanakan rangkaian upacara.
Pemilik palinggih, Nyoman Purna (45), menceritakan, kejadian terjadi sekitar pukul 11.30 WITA saat dirinya sedang mengasuh cucu di rumah. Ia mendapat kabar ada layangan jatuh di bangunan sisi kaja kauh rumahnya. Saat mencoba mengambil, tali layangan terasa sangat kencang.
“Setelah dilepas, talinya mental ke arah timur. Saat itu saya belum tahu kalau palinggih jatuh,” ungkapnya.
Purna baru menyadari kerusakan ketika melintas di depan merajan. Menurutnya, layangan itu tidak terlalu besar, tetapi tali yang digunakan cukup tebal. Diduga, saat jatuh, tali layangan tersangkut di palinggih lalu tertarik hingga menyebabkan kerusakan.
Purna sempat menahan layangan tersebut, menunggu pemilik datang. Beberapa anak sempat mencari layangan, namun bukan pemilik sebenarnya.
Belakangan diketahui, layangan tersebut milik Putu Leon Saputra (28), warga Banjar Tubuh, Desa Blahtanah. Putu Leon datang langsung untuk meminta maaf dan menyatakan siap bertanggung jawab.
“Kami sepakat menyelesaikan secara kekeluargaan,” ujar Wayan Adi Purnawan (28), anak Purna.
Adi berharap peristiwa ini menjadi pelajaran bagi para penghobi layangan. “Kalau layangan jatuh dan talinya tersangkut kencang, jangan dipaksa tarik. Kami juga suka main layangan, tapi mari belajar agar hal seperti ini tidak terulang,” tegasnya.
Sementara itu, Putu Leon menuturkan, awalnya layangan jatuh, lalu ada pihak yang belum diketahui—apakah anak-anak atau bukan—menarik tali layangan hingga menyebabkan palinggih roboh. Ia menegaskan kembali kesiapannya untuk bertanggung jawab penuh atas kerusakan tersebut.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/gnr
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
