search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Sejarah Kelam G30S 1965 di Bali (6): Massa PKI Bunuh I Parlemen di Alun-Alun Klungkung
Sabtu, 15 September 2018, 09:23 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Pada 20 Mei 1965, ada perayaan menyambut Hari Kebangkitan Nasional di Alun-Alun Kota Klungkung. I Parlemen, kawan Nyoman Sirna yang tinggal di Singaraja, pulang ke kampungnya di Desa Tiingan Klungkung untuk ikut memperingati momen itu. Hari itu dia ikut menonton keramaian perayaan di alun-alun Klungkung sambil minum Kopi.
 
[pilihan-redaksi]
Tiba-tiba di warung kopi itu, dia didatangi oleh Mangku Jiwa, Ketua PKI Klungkung. Mangku Jiwa langsung menaikkan kakinya ke bangku dan menginjak paha Parlemen. Sambil membawa klewang dia menepuk pundak Parlemen. Jadi ini tameng PNI yang berani?," ujar Mangku Jiwa.
 
I Parlemen kaget dan tak bereaksi cepat. Dia tak bisa menepis ketika Mangku meninjunya. Parlemen terhuyung dan lari ke barat. Ternyata di sana, sekelompok massa PKI sudah menunggu. Mereka mengeroyok Parlemen sampai babak belur. Sambil terengah-engah, Parlemen berusaha kabur dan lari lagi ke depan Puri Agung. Di sana dia jatuh ke selokan dan tewas.
 
Tewasnya I Parlemen membuat kader dan simpatisan PNI di Bali marah. Nyoman Sirna bersama kader dan simpatisan PNI lain menyempatkan diri hadir pada upacara ngaben I Parlemen di Desa Tiingan Klungkung.
 
Setelah pembunuhan Gedur dan Parlemen, aksi balas dendam tak terhindarkan. Banyak bentrokan terjadi secara sporadis. (tim Beritabali.com/Bersambung)

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami