search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Jelang Galungan, Harga Sembako di Buleleng Relatif Stabil
Rabu, 12 Februari 2020, 15:00 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Seminggu menjelang hari raya Galungan dan Kuningan, harga sembako di pasar wilayah Buleleng relatif stabil. 

[pilihan-redaksi]
Harga sembako yang beberapa hari lalu sempat melonjak tinggi, sekarang sudah mulai normal kembali. Melonjaknya harga beberapa hari lalu diakibatkan karena jumlah pasokan sembako sedikit. Namun menjelang hari raya, jumlah pasokan sudah mulai normal sehingga harga sembako mulai turun. 

Seperti cabai yang beberapa hari lalu mencapai harga 80 ribu rupiah, kini sudah turun menjadi 55 ribu rupiah. Begitu pula bawang merah dan bawang putih yang sebelumnya harganya mencapai 60 ribu rupiah, sekarang turun menjadi 50 ribu rupiah.

Hal ini terungkap saat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng melalui Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disdagperinkop-UKM) melakukan pemantauan harga sembako di dua Pasar yakni Pasar Anyar dan Pasar Seririt, Rabu (12/2). 

Pemantaun ini merupakan agenda rutin yang dilakukan Disdagperinkop-UKM menjelang hari raya. Pamantauan yang dilakukan berupa, memantau harga sembako, memantau pasokan sembako, dan memastikan tidak ada pengepul yang melakukan stok sembako yang berlebih. Pemantauan ini dipimpin langsung oleh Kepala Disdagperinkop-UKM Drs. Dewa Made Sudiarta.

Ditemui usai melakukan pemantauan, Kepala Disdagperinkop-UKM Drs. Dewa Made Sudiarta. membenarkan, beberapa hari lalu harga sempat melonjak karena pasokan sembako sedikit. Namun setelah pemantauan, harga kembali stabil. Dirinya menjelaskan, turunnya harga sembako ini menandakan bahwa pasokan sembako sudah kembali normal.

“Dinas kami fokus menjaga ketersediaan stoknya bisa aman, kemudian peredaran stoknya juga kita lakukan pemantauan sehingga antara ketersediaan dan permintaan bisa seimbang,” jelasnya.

Namun dirinya tidak menampik jika nanti menjelang suasana hari raya harga sembako akan sedikit mengalami kenaikan. Namun menurutnya, kenaikan harga masih dalam batas normal. Sudiarta menegaskan, pihaknya akan terus melakukan pemantauan harga di pasaran.

“Kenaikan ini pasti terjadi, namun disisi lain kami harus menjaga agar nanti pengepul-pengepul tidak menyetok barang terlalu berlebih,” jelasnya.

Hal senada diungkapkan oleh Luh Suci salah satu pedagang di Pasar Anyar. Pedagang asal Desa Banyuatis ini mengatakan, seminggu menjelang hari raya harga sembako malah menurun. Ia menjelaskan, stok sembako di distributor sudah kembali normal sehingga berimbas dengan turunnya harga. Namun, Luh Suci mengatakan, ada beberapa sembako yang harganya masih tinggi.

“Semua harganya sudah turun kecuali cabai besar. Kalau cabai besar masih sedikit stoknya karena gagal panen sehingga stoknya terbatas jadi harganya masih tinggi,” jelasnya. 

Sementara itu, Kepala Bagian Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Setda Buleleng Gede Ardenan,SH mengatakan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Buleleng terus berupaya untuk menjaga inflasi di Kabupaten Buleleng terutama menjelang hari raya Galungan dan Kuningan. 

Ardenan menjelaskan, menjelang hari raya TPID akan melakukan Operasi Pasar dan Pasar Murah. Hal ini dilakukan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang harga yang seharusnya dijual oleh pedagang.

“Kami selalu memantau haga setiap harinya untuk menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) sehingga menjadi patokan untuk para pedagang,” jelasnya. 
 

Reporter: Humas Buleleng



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami