search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
LRT di Bali akan Dibangun di Bawah Tanah, Bappenas Ungkap Alasannya
Senin, 25 September 2023, 11:38 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi/LRT di Bali akan Dibangun di Bawah Tanah, Bappenas Ungkap Alasannya.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) Ervan Maksum mengatakan untuk rencana pembangunan LRT di Bali akan dilakukan di bawah tanah atau underground. 

Menurutnya moda transportasi kereta api pertama di Bali itu dilakukan di bawah tanah karena ada banyak aturan pembangunan di Pulau Bali yang mesti dihormati.

Di antaranya adalah bangunan yang tidak boleh tinggi dan juga tidak boleh menggusur pura. Maka dari itu, pembangunan LRT di bawah tanah nampaknya menjadi solusi yang tepat untuk diambil.

"Di Bali ada masalah besar, bangunan nggak boleh tinggi daripada pohon kelapa, nggak boleh ke atas. Kalau mau pelebaran jalan di sana banyak pura. Jadi bagaimana caranya? Harus ke bawah satu-satunya cara," ungkap Ervan Maksum dalam Diskusi Green Finance Pustral UGM, ditulis pada Minggu (24/9/2023).

Menurutnya, pembangunan moda perkeretaapian di Bali sangat penting. Hal ini dilakukan untuk mempersingkat waktu tempuh dari dan ke Bandara Ngurah Rai.

Selama ini jalan-jalan di Bali kapasitasnya sudah tak mencukupi lagi mengimbangi pertimbangan kendaraan. Akhirnya kemacetan sering terjadi di mana-mana. Padahal Pulau Bali sebetulnya wilayahnya tak terlalu besar.

Meski wilayahnya kecil namun kemacetan terjadi di mana-mana, khususnya di kawasan-kawasan ramai wisatawan. Ervan mengatakan kadang-kadang untuk menuju bandara masyarakat butuh waktu sampai 2 jam.

Maka dari itu, LRT yang memiliki jalur sendiri dan kapasitas besar sekali jalan dinilai sangat tepat untuk mengatasi masalah kemacetan di Pulau Dewata.

"Di Bali ini untuk sampai ke bandara kalau peak hour itu bisa 2-3 jam. Masalah waktu menjadi mahal, padahal Bali kecil kan, tapi masalah. Solusinya, salah satunya adalah menggunakan kereta untuk mempercepat mobilitas di kantong-kantong. Karena tourism kan di sana diklasterkan ada Jimbaran, Seminyak, Kuta, Nusa Dua dan Sanur," beber Ervan.

"Mereka masalahnya akses ke bandara. Padahal ada sekitar 58 ribu orang per hari yang masuk ke Bali naik pesawat," sebutnya menambahkan. (sumber: detik.com)

Editor: Robby

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami