Perang Memanas, Ukraina Tembak Jatuh 36 dari 42 Drone Rusia
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Pasukan keamanan di Ibu Kota Kyiv, Ukraina, berhasil menembak jatuh 36 dari total 42 serangan pesawat nirawak (drone) Rusia pada Senin (17/10).
Baca juga:
PM Inggris Minta Maaf Usai Didesak Mundur
"Ini menunjukkan bahwa serangan (Rusia) ini belum mencapai tujuan mereka. Saya pikir tujuannya adalah untuk mengalahkan serangan rudal Senin lalu. Tapi itu tidak terjadi hari ini," kata Menteri Dalam Negeri Ukraina Denys Monastyrskyi kepada televisi nasional.
Dari 42 drone Rusia itu, sekitar 30 pesawat nirawak menargetkan Kyiv, kata Monastyrskyi. Beberapa drone lainnya, katanya, menargetkan wilayah Sumy dan Dnipropetrovsk.
Monastyrskyi meuturkan setidaknya satu drone Rusia yang menargetkan Kyiv ditembak jatuh oleh senjata ringan kepolisian. Namun, Monastyrskyi mewanti-wanti bahwa peluang menembak jatuh drone dengan senjata ringan cukup kecil dan berisiko tinggi.
"Saya ingin berbicara kepada warga yang memiliki senjata api: menembak dari senapan atau pistol dari gedung bertingkat dapat menyebabkan lebih banyak kerusakan daripada kesempatan untuk menembak jatuh drone," kata Monastyrskyi seperti dikutip CNN.
Ukraina bersumpah tak akan gentar walaupun dibombardir serangan drone sejak Senin pagi. Mereka menganggap aksi ini justru menunjukkan Rusia putus asa.
"Setiap malam dan setiap pagi, musuh meneror penduduk sipil. Drone Kamikaze dan rudal menyerang seluruh Ukraina. Musuh bisa menyerang kota kami, tapi kami tak akan gentar," ujar Presiden Volodymyr Zelensky.
Kepala staf kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak, juga menegaskan kekuatan negaranya. Menurutnya, serangan Rusia itu justru menunjukkan keputusasaan.
Pihak berwenang Ukraina menuding Rusia menggunakan drone Kamikaze buatan Iran untuk menyerang kota-kota di wilayah itu. Namun, Iran membantah telah memasok senjata itu ke Rusia.
Sementara itu, Amerika Serikat melalui juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, mengutuk serangan terbaru Rusia tersebut. Meskipun Jean-Pierre tidak akan mengatakan apakah pemerintahan Presiden Joe Biden percaya perang Rusia vs Ukraina sedang memasuki fase baru, dia menggambarkan beberapa minggu terakhir sebagai "eskalasi".
"Saya tidak akan membahas analisis apa pun tentang di mana kita berada dalam perang ini, kami telah sangat jelas tentang bagaimana kami - bagaimana kami telah melihat eskalasi Rusia selama beberapa minggu terakhir," kata Jean-Pierre.
"Eskalasi terbaru ini, Amerika Serikat mengutuk keras serangan rudal Rusia hari ini yang terus berlanjut menggambarkan kebrutalan Putin," paparnya lagi.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net