search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Setahun Lebih Air Tak Mengalir, Pelanggan PDAM di Butus Karangasem 'Pakrimik'
Kamis, 8 Juni 2023, 16:32 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi/Setahun Lebih Air Tak Mengalir, Pelanggan PDAM di Butus Karangasem 'Pakrimik'.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Usai mendapat sorotan dewan terkait pelayanan pascapenyesuaian tarif PDAM Karangasem, belakangan muncul kabar jaringan puluhan pelanggan di Banjar Dinas Butus, Desa Bhuanagiri, Bebandem, Karangasem tak teraliri air sejak setahun terakhir ini. 

Kondisi ini diakui oleh salah satu pelanggan sekaligus Kawil Banjar Dinas Butus, I Gede Ngurah Sudarmana ketika dihubungi, Kamis (8/6/2023). Menurutnya, air sudah tidak mengalir di wilayahnya sejak lebih dari setahun yang lalu hingga kini belum ada solusinya. 

"Sempat kordinasi dengan pihak PDAM, katanya pompa yang ada di sumber rusak, kondisi ini sudah sejak setahun lebih. Untuk kebutuhan air pelanggan selama aliran mampet didropping oleh PDAM menggunakan mobil tanki," ujar Sudarmana. 

Meski mendapat dropping air menggunakan mobil tangki namun dengan terbatasnya suplai air membuat warga (pepanggan) kerap kali komplain dan meminta dirinya untuk menyampaikan ke PDAM. Selama ini untuk dropping air kepada pelanggan mengacu dengan pemakaian meteran masing - masing pelanggan pada saat air mengalir.

Bagi pelanggan dengan pemakaian di atas 10 meter kubik, setiap bulannya mendapat dropping sebanyak 2 tangki. Sementara untuk pemakaian di bawah 10 meterkubik hanya mendapat dropping 1 tangki saja dalam sebulan.

"Untuk air yang didropping menggunakan kendaraan tanki selama ini geratis, pelanggan yang terdampak di Banjar Dinas Butus hanya membayar uang beban setiap bulannya, kalo sekarang besarannya Rp.51 ribu," jelas Sudarmana. 

Sementara itu, terkait dengan persoalan aliran air di wilayah Banjar Dinas Butus, Direktur Perumda Tirta Tohlangkir Karangasem, I Komang Adi Parwatha saat dikonfirmasi membenarkan kondisi tersebut. 

Menurutnya penyebab aliran air di wilayah tersebut mampet karena sebelumnya pompa air mengalami kerusakan akibat dipaksakan untuk menyuplai pelanggan di Banjar Dinas Butus. 

"Untuk suplai air di Butus ada dua sumber air melalui Pompa Linggasana dan Pompa Yeha di Umanyar. Untuk yang di bawah terlayani, sementara untuk yang di atas dari kajian teknisnya pemompanya kesannya dipaksakan waktu itu, sehingga ketika memompa air untuk memyuplai kesana, tekanan pompa jadi berlebihan sehingga membuat mesin pompa cepat panas dan jebol. Untuk antisipasi distribusi air yang terganggu, mengingat tahun 2022 kita sedang efisiensi dan belum ada biaya untuk perbaikan, akhirnya kita dropping air menggunakan mobil tangki sampai sekarang," kata Parwatha. 

Setiap bulannya, menyusul belum bisa dilakukan suplai air melalui pompa, PDAM Karangasem melakukan dropping air bersih hingga 58 tanki untuk mencukupi kebutuhan air 39 pelanggan yang ada di Banjar Dinas Butus. 

Biaya yang dikeluarkan untuk dropping air menggunakan mobil tanki setiap bulannya hampir tembus Rp11 juta. Itu pun baru untuk kebutuhan bahan bakar saja. Sementara pendapatan dari 39 SR setiap bulannya kurang dari Rp.2 juta dari uang beban saja, sehingga sisanya disubsidi oleh PDAM

Untuk rencana perbaikannya, lanjutnya, setelah penyesuaian tarif, Perumda telah merancang untuk menambah pompa dengan panel listrik di Umanyar dengan perkiraan pembiayaan sekitar Rp.379 juta untuk mengaliri 39 pelanggan tersebut. 

Hanya saja, karena berbicata perusahaan tentu ada profit sehingga antara jumlah pelanggan dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan tentu harus dievaluasi kembali.

"Tentu kita harus rencanakan dengan matang, apakah dengan perusahaan tetap mensubsidi dan rugi apa tidak, apakah sebaiknya kita koordinasi dengan pemda misalnya membuat cubang disana, kalau setiap bulan terus akumulasi rugi seperi apa perusahaan menyikapi hal tersebut," imbuh Parwatha. 

Untuk mengantisipasi hal serupa kedepannya, ia juga mengaku akan menginstruksikan jajarannya agar sebelum adanya pemasangan SR baru agar melihat ideal kapasitas terlebih dahulu. Tujuannya agar tidak terkesan dipaksakan, jangan sampai kejadian serupa terulang kembali di kemudian hari.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/krs



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami