Tak Bertemu Anggota DPRD Bali, Massa Bakar Ban di Kuta
Kamis, 25 Agustus 2016,
22:10 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Diduga karena kecewa tidak dapat bertemu dengan anggota DPRD Bali, ratusan orang massa yang mengatasnamakan diri ForBali Kuta Bergerak menutup akses lalu lintas di Jalan Raya Kuta, tepatnya di jembatan Banjar Temacun, Kuta, Badung pada Kamis malam (25/8/2016). Aksi itu berlangsung sekitar pukul 18.30 Wita. Selain menutup jalan, beberapa di antaranya membakar ban bekas.
Informasi yang terhimpun, kegiatan ini dilakukan warga yang sebelumnya mengikuti Aksi Damai di Gedung DPRD Bali. Sekembalinya dari DPRD Bali di Renon, ratusan warga menutup jalan dan membakar ban. Kemacetan di sepanjang Jalan Raya Kuta pun tidak terhindarkan.
Mangku Suweja, tokoh masyarakat Kuta menjelaskan, apa yang dilakukan warganya adalah satu bentuk kekecewaan kepada para wakil rakyat di DPRD Bali. "Jujur kami kecewa karena sudah beberapa kali melakukan aksi damai untuk disuarakan ke DPRD ternyata tidak ada tanggapan sama sekali. Karena kecewa dengan wakil rakyat yang ada di DPRD Bali kami melakukan penutupan Jalan Raya Kuta di Banjar Temacun dengan membakar ban bekas," tukasnya saat dikonfirmasi pada Kamis malam.
Aksi tersebut bertahan sampai sekitar pukul 19.15 Wita. Massa berangsur membubarkan diri. Itu setelah Kapolsek Kuta Kompol I Wayan Sumara melakukan negosiasi dengan beberapa tokoh masyarakat Kuta.
Massa Kuasai Gedung DPRD Bali
Sebelumnya, massa aksi tolak reklamasi tolak Teluk Benoa (ForBali) bersama Pasubayan Desa Adat Tolak Reklamasi kembali mendatangi Kantor Gubernur Bali dan Gedung DPRD Provinsi Bali, Kamis (25/8/2016). Seperti aksi-aksi sebelumnya, kedatangan massa ForBali kali ini juga gagal diterima para wakil rakyat di Renon yang saat bersamaan justru sedang melakukan kunjungan kerja (kunker) ke luar daerah.
Dari pantauan, puluhan ribu massa ini bergerak dari Parkir Timur Lapangan Renon. Tepat pukul 14.00 Wita, mereka bergerak menuju Gedung Dewan. Sepanjang jalan, massa aksi terus melakukan orasi dan memekikan yel-yel tolak reklamasi Teluk Benoa.
Setibanya di Gedung Dewan, mereka terus berorasi dan benar-benar menduduki gedung wakil rakyat tersebut. Mulai dari lapangan, jalan masuk sampai area dalam gedung dan balkon, semuanya dikuasai massa aksi.
Bukan itu saja, karena wakil rakyat mayoritas sedang melakukan kunjungan kerja, spanduk-spanduk berukuran besar dan atribut tolak reklamasi Teluk Benoa dibentangkan. Bahkan, ada yang dibentangkan di lantai dua dan tiga Gedung Dewan.
Akibatnya, Gedung DPRD Provinsi Bali benar-benar dibaluti spanduk tolak reklamasi Teluk Benoa. Selama kurang lebih tiga jam Gedung Dewan tersebut dikuasai rakyat yang membawa aspirasi tolak reklamasi Teluk Benoa. Adapun ratusan aparat kepolisian hanya bisa menyaksikan jalannya aksi ini.
"Kami minta wakil rakyat tidak tuli apalagi pura-pura bodoh terhadap aspirasi rakyat menolak reklamasi Teluk Benoa,” pekik para demonstran di halaman Gedung DPRD Provinsi Bali, seperti dilansir dari suaradewata.
Jero Bendesa Buduk, IB Ketut Purbanegara, pada kesempatan tersebut bersuara lantang tentang penolakan reklamasi Teluk Benoa. Ia juga menyayangkan mayoritas anggota DPRD Provinsi Bali yang tidak menyuarakan penolakan terhadap rencana reklamasi di kawasan perairan Teluk Benoa.
Meski tanpa dukungan politik lembaga dewan, ia memastikan bahwa Pasubayan Desa Adat tidak akan berhenti bergerak untuk menolak reklamasi Teluk Benoa. “Wakil rakyat seharusnya merakyat. Jangan hanya tidur waktu sidang soal rakyat. Wakil rakyat bukan paduan suara, hanya tau satu lagu “setuju” (reklamasi Teluk Benoa)! Kami menolak pemimpin berjiwa pelacur, kami dari Pasubayan tidak akan pernah berhenti memperjuangkan penolakan ini,” tandasnya.
Dalam aksi ini, ia pun mempertanyakan kegiatan kunjungan kerja anggota DPRD Provinsi Bali pada saat aksi demonstrasi tersebut. Tetapi Purbanegara tetap berharap, para anggota dewan tetap mewakili suara masyarakat yang terus menyuarakan penolakan reklamasi.[bbn/sdc/psk]
Berita Badung Terbaru
Reporter: bbn/psk