search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Mengenal Sosok Sagung Ayu Wah, Pejuang Wanita Asal Tabanan
Sabtu, 20 Agustus 2022, 22:31 WITA Follow
image

bbn/flickr.com/Mengenal Sosok Sagung Ayu Wah, Pejuang Wanita Asal Tabanan

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Sosok wanita berani Sagung Ayu Wah telah menjadi bagian sejarah besar kota Tabanan. Dia adalah adik perempuan terkecil dari I Gusti Rai Perang, Raja Tabanan yg gugur di Puri Denpasar tahun 1906.

Raja gugur akibat tipu muslihat Belanda. Hal ini membuat Belanda leluasa menghancurkan Kerajaan Tabanan dan keluarga Raja diasingkan ke Lombok. Tetapi, Sagung Ayu Wah, gadis belia itu luput dari perhatian Belanda. 

Seperti yg tertulis dalam sejarah Balikan Wangaya, Sagung Wah akhirnya memimpin pemberontakan terhadap Belanda setelah menghimpun kekuatan di Wangaya (Tabanan). Pada 5 Desember 1906 pasukan Sagung Wah bergerak menuju kota Tabanan dengan membawa senjata sakti Luhur Batukaru.

Pertempuran sengit terjadi di Tuakilang antara Belanda dan pasukan Sagung Wah. Meriam dan bedil Belanda tidak bisa meledak karena kesaktian senjata yg diperoleh di Batukaru. 

Belanda yang bingung akhirnya mundur dan meminta perlindungan Puri Kaleran. Dari Puri Kaleran yang masih merupakan bagian dari Puri Agung Tabanan akhirnya dikeluarkan senjata Ki Tulup Empet utk menangkal senjata sakti tersebut. Kekuatan kedua senjata itu akhirnya netral dan meriam serta bedil Belanda kembali berfungsi.

Pertempuran akhirnya menjadi tidak seimbang, Sagung Wah memutuskan kembali ke Wangaya bersama pasukannya yg masih hidup. Dipandang Wangaya telah dicurigai Belanda, Sagung Wah memutuskan pindah ke Puri Anyar Kerambitan.

Setelah dua hari di sana, ada utusan dari Tabanan supaya Sagung Wah kembali ke Puri Tabanan utk memimpin kerajaan sebagai ratu. 

Tetapi ternyata itu hanya tipu muslihat Belanda. Sagung Wah ditangkap di Dauh Pala, di depan Pura Manik Selaka, ketika sedang ditandu menuju Puri Tabanan. Dia kemudian diasingkan ke Lombok. (Diolah dari berbagai sumber)

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami