Warga Kecewa dengan Rencana Kenaikan Elpiji
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Warga Bali merasa kecewa dan resah dengan rencana Pertamina menaikkan harga gas elpiji 12 kilogram. Kebijakan ini dinilai akan semakin menyusahkan warga.
Ungkapan kekecewaan warga ini diantaranya disampaikan Ayu Saraswati Dewi (29 tahun) warga jalan Ahmad Yani Denpasar. Rencana Pertamina menaikkan harga elpiji 12 kilogram dari Rp 57.000 menjadi Rp 84.000 dinilai sebagai kebijakan yang sangat tidak populis dan hanya semakin menambah beban hidup keluarganya.
“Satu bulan saya biasa memakai 2 tabung gas dan itu sudah berat(mahal). Jadi kalau harganya naik, akan tambah berat bagi saya dan keluarga saya. Saya heran, Pertamina kok ngakunya rugi terus,” kata ibu tiga anak ini.
Pendapat serupa juga disampaikan Made Sudiati warga Kerobokan Badung. Kenaikan harga elpiji baginya merupakan beban yang cukup berat, mengingat penghasilannya sebagai pedagang nasi campur hanya cukup untuk hidup sehari-hari. “Mau pakai minyak tanah lagi juga susah pak karena udah langka,” kata Made.
Sementara seorang pedagang gas elpiji di Kabupaten Bangli, Made Suganda, merasa khawatir kebijakan Pertamina menaikkan harga elpiji justru akan menurunkan daya beli masyarakat untuk menggunakan gas elpiji. “ Dengan pendapatan tetap tapi harga terus naik, pelanggan gas elpiji saya bisa berkurang,” ujarnya.
Setiap tahun Pertamina butuh satu juta ton elpiji untuk tabung 12 kilo. Pertamina membelinya Rp. 7.000/ kilo dan menjualnya Rp. 4.250 / kilo.
Rencana Pertamina menaikkan harga gas elpiji 12 kilogram dipicu karena kerugian yang harus ditanggung sebesar Rp 2,75 triliun per tahun. Untuk memenuhi kebutuhan gas 12 kilogram, Pertamina tak mendapat subsidi dari pemerintah.
Reporter: bbn/ctg