search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pecalang,
Jumat, 7 Maret 2008, 14:44 WITA Follow
image

balitopproperty.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Perayaan Nyepi di Bali tidak bisa dilepaskan dari peran serta pecalang, atau petugas keamanan desa adapt. Saat Nyepi, Para pecalang bertugas untuk menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan sehingga perayaan Nyepi dapat berlangusng dengan khidmat. Jumat siang, atau saat Nyepi, Wayan Marna dan beberapa pecalang lainnya dari Desa Pakraman Panjer Denpasar melakukan patroli keliling desa.

Selain di sepanjang ruas jalan utama desa, patroli pecalang saat Nyepi juga menyasar beberapa jalan kecil atau gang-gang yang ada di desa ini.“Jika ada warga yang keluar rumah saat Nyepi terutama anak-anak, kita akan langsung memberi peringatan.Peringatan diberikan secara halus namun tegas, kata Wayan Marna.

 

Saat hari raya Nyepi, pecalang di Desa Panjer ini melakukan patroli keliling desa selama 24 jam, yakni mulai hari jumat pukul 6 pagi hingga pukul 6 pagi hari sabtu keesokan harinya.Tak hanya mengawasi pelaksanaan Nyepi, para pecalang juga ikut mengawasi rumah warga yang kosong ditinggal penghuninya saat Nyepi. “ Saat Nyepi, peran pecalang ini sentral sekali. Mereka bisa disebut polisinya desa, kata Nyoman Budiana, Bendesa Pakraman Panjer.

Saat hari raya Nyepi, umat Hindu di Bali melaksanakan Catur Brata Penyepian. Catur atau empat Brata Penyepian itu antara lain Amati Geni(tidak menyalakan api), Amati Karya (tidak bekerja), Amati Lelungan (tidak bepergian keluar rumah), dan Amati Lelanguan (tidak bersenang-senang).
 

Reporter: bbn/ctg



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami