search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
BBM Naik, Nelayan Menjerit
Jumat, 9 Mei 2008, 16:38 WITA Follow
image

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Nelayan di Pantai Lebih, Gianyar kini siap-siap menambatkan perahu mereka dengan permanen. Pasalnya mereka sudah mendengar bakal terjadi kenaikan harga BBM sebesar 20%. Dalam kondisi sekarang saja, pendapatan nelayan Pantai Lebih yang tergabung dalam Kelompok Petani Nelayan Putra Samudra, hanya 70% dari 174 nelayannya yang melaut. Hal ini dikatakan Wayan Selamat salah seorang nelayan, Jumat (9/5).

Salah seorang nelayan, Wayan Selamat (52) mengungkapkan dalam kondisi sekarang hanya bisa melaut tiga hari sekali. Itupun kalau ada uang untuk membeli bensin dan umpan. Dalam sekali melaut, Wayan Selamat membutuhkan Rp 50.000,- untuk membeli bensin dan Rp 15.000,- untuk membeli umpan. “Kalau saya tidak mendapat ikan, artinya saya sudah rugi Rp 65.000,- belum lagi uang untuk rokok.” jawabnya sendu. Yang menyedihkan lagi, kalau tangkapan ikannya banyak, harga bisa menjadi murah.

Ketua kelompok petani nelayan, Made Ana membenarkan ungkapan temannya tersebut. Bahkan dirinya mengkhawatirkan bila dalam waktu dekat ini harga BBM naik dapat dipastikan Pantai Lebih hanya tinggal perahu saja. Dalam kondisi sekarang saja para nelayan sebenarnya enggan melaut, yang disebabkan buruknya cuaca akhir-akhir ini dan harga ikan di pasaran cenderung melemah. Untuk mencoba mencari mata pencaharian lain juga susah.

Menurut penuturannya, sekitar 50 nelayan mencoba untuk beralih menjadi kuli bangunan atau tukang buat perahu. Disisi lain Pantai Lebih Gianyar kondisinya sudah sangat parah akibat abrasi. Tempat menambatkan perahunya saja harus berdesakan dengan warung-warung yang ada di sekitar pantai. Gelombang lautpun jika hari menjelang bulan purnama atau bulam mati ombak bisa mencapai 3 meter. “Pada masa ini kami tidak berani melaut, ini cuaca terburuk dari sepuluh tahun terakhir ini.” ungkap Made Ana. 

Reporter: bbn/sin



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami