search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Toni Membunuh Karena Terlilit Hutang
Rabu, 28 Mei 2008, 19:51 WITA Follow
image

image.google.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Benarkah Sekar Mayang Ramadani, pelajar SD berusia 8 tahun, tewas mengenaskan akibat ritual ayah kandungnya sendiri, Toni Sucipto alias Toni ? Tapi kenapa yang bersangkutan mengelak dan mengakui membunuh anaknya dengan alasan terlilit hutang piutang ? Yang sangat ironi, kenapa tersangka tidak membunuh kedua anaknya dan kenapa hanya Sekar Mayang Ramadani yang jadi tumbal ?

Pertanyaan-pertanyaan itu terus menyelimuti pemeriksaan tersangka Toni Sucipto alias Toni. Sejauh ini dia terus bungkam dan membantah membunuh anak kandungnya dengan cara ritual.

Hanya saja, dari infomasi yang berkembang, bisnis tersangka selama ini jatuh bangun dan perekonomiannya semakin seret. Bahkan tersangka akhirnya terlilit hutang piutang. Sehingga dia pun mencari seorang dukun untuk meminta kekayaan.

“Bisa saja dukunnya meminta tumbal anak paling sulung. Nah tersangka kemudian menjadikan korban tumbal, dan ritual pembunuhan dilakukan di Vila Diana Bali,” beber sumber Poltabes.

Toni pun membenarkan terlilit hutang. Berlatar belakang terlilit hutang itulah, dia nekad membunuh anaknya. Namun Toni tidak menyebut berapa jumlah uang yang dipinjamnya.

“Saya membunuh karena terlilit hutang. Saya tidak mau anak saya menderita,” ucapnya sumir.

Dia juga mengaku, setelah membunuh anaknya, hidupnya tidak tentram. Dalam pelariannya, dia menyewa Hotel Puri Jimbaran. Disana dia berupaya bunuh diri karena masih terbayang-bayang wajah anaknya.

Rencana bunuh diri dengan meneguk racun serangga gagal total. Tersangka tidak tewas tapi terkena diare. Selanjutnya, dia pergi ke Uluwatu untuk melakukan bunuh diri.

Lantaran kawasan pantai Uluwatu ramai, bunuh diri dibatalkan. Akhirnya dia menyewa sebuah hotel di bilangan Jalan Nangka Denpasar dan selanjutnya melarikan diri ke Jember dengan menggunakan bus.

“Katanya dia mencoba bunuh diri setelah membunuh anaknya. Itu pengakuan biasa yang sering kita dengar,” urai Kompol Rendra.

Tanggal 14 November 2007, tersangka menerima informasi dari istrinya Ida Rustina, bahwa anaknya meninggal dunia dan meminta tersangka pulang ke Bali.

Akan tetapi tersangka mengelak pulang ke Bali dengan alasan sibuk bekerja di Jember. Setelah menjajaki persembunyian tersangka di Jember, satuan reskrim Poltabes Denpasar menciduknya 24 Mei lalu. (Spy)

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami