search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pelaku Usaha Wisata Khawatir Jatuh Bangkrut
Kamis, 9 Oktober 2008, 15:21 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Pelaku dunia pariwisata di Bali mengaku resah menyusul krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat. Jika krisis keuangan di Amerika berlangsung lama, dikhawatirkan akan berdampak besar terhadap berbagai usaha di bidang pariwisata serta mempengaruhi jumlah kunjungan turis asing ke Bali.



Kekhawatiran ini antara lain disampaikan oleh Nyoman Kandia, seorang pengusaha biro perjalanan yang juga ketua DPP Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI).

Menurut Nyoman, krisis keuangan di Amerika Serikat yang berkepanjangan akan membuat jumlah biaya komponen paket wisata membengkak.



“Sebagian besar kontrak antara biro wisata dengan mitra usaha
seperti hotel berbintang dan restauran saat ini dalam bentuk dollar dan harus dibayar dengan dollar juga,” kata Kandia.



Dengan nilai rupiah yang terus melemah terhadap dollar, kata Kandia, maka jumlah atau nilai kontrak yang harus dibayarkan kepada mitra usaha menjadi berlipat dua hingga 4 kali lipat dibanding jumlah kontrak semula.

“Jika krisis terjadi dalam waktu yang lama, akan banyak usaha biro perjalanan wisata yang pailit. Kita khawatir krisis ekonomi tahun 98 akan terulang lagi, akan ada banyak pengurangan tenaga kerja,” pungkas. Kandia. (dev)

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami