search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Berpikir Positif Modal Saya Meraih Sukses
Jumat, 14 November 2008, 10:30 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, Kamis malam meluncurkan buku biografi berjudul Berpikir Positif Modal Hidup Saya. Buku ini menceritakan perjalanan hidupnya, yang sebagian besar dijalani dengan gaya hidup berpikir positif.

 

Buku biografi Jero Wacik ini ditulis oleh Wahyu Indrasto. Buku setebal 212 halaman ini bersampul hitam dengan foto Jero Wacik dan terdiri dari 17 Bab.

Buku yang diluncurkan di kawasan Hotel Grand Bali Beach, Pantai Sanur Bali ini, memuat kisah perjalanan hidup Jero Wacik mulai masa kanak-kanak di Kintamani, menempuh pendidikan tinggi di Institut Tehnologi Bandung, hingga sukses bergabung dalam kabinet Presiden SBY.

Dalam buku yang dilengkapi foto berwarna ini, putra dari Guru Nyoman Santi dan Ni Nyoman Sudiri yang asli Kintamani, Bali, menceritakan masa kecilnya yang melarat, hidup di bawah garis kemiskinan.

Karena hidup dalam kondisi yang serba pas-pasan, Jero Wacik menjadi anak tunggal, setelah 6 anak yang dilahirkan ibunya, Ni Nyoman Sudiri, semuanya meninggal dunia sebelum sempat dikenalnya.

Selain menceritakan perjalanan hidupnya yang diawali dengan kemelaratan, dalam bukunya ini Jero Wacik juga berbagai pengalaman tentang bagaimana ‘hebatnya’ pengaruh berpikir positif dalam perjalanan hidupnya.“Dari dulu saya selalu berpikir positif, saya tidak mau punya musuh, oleh karena itu tangan saya masih ‘perawan’ karena tidak pernah memukul orang, demikian juga wajah saya masih ‘perawan’ karena tidak pernah dipukul orang, jadi saya mau cari kawan sebanyak mungkin,” kata Jero Wacik, di depan undangan yang hadir dalam acara peluncuran bukunya.

Cara berpikir positif juga diterapkan Jero Wacik dalam kehidupan berpolitik. “Saya tidak sangat tidak setuju jika perbedaan dalam pandangan atau pilihan politik juga dikaitkan dengan hubungan pertemanan.

 

Karena beda pandangan politik, teman yang meninggal dunia tidak ditengok, saya tidak cocok dengan cara pikir seperti itu. Biarpun kita berbeda pandangan dalam hal politik seperti beda partai (politik), hubungan pertemanan harus tetap baik sampai kapanpun,” ujarnya bersemangat.

Cara berpikir positif ini juga, kata Wacik, yang mempengaruhi karirnya hingga sukses menjadi seorang Menteri Kebudayaan dan Pariwisata.

Saya selalu positif, selalu tersenyum dan tertawa, baik pada setiap orang, tahu-tahu saya dipilih jadi Menteri. Hingga sekarang saya masih belum percaya, kenapa saya bisa terpilih jadi Menteri,” kata Wacik.

Lewat buku ini, Jero Wacik menyatakan ingin menularkan cara berpikir positif kepada setiap orang, agar kehidupan berbangsa dan bernegara di Negeri Indonesia semakin maju dan berkembang ke arah yang positif. 

Reporter: bbn/dps



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami