Akun
guest@beritabali.com

Beritabali ID:


Langganan
logo
Beritabali Premium Aktif

Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium




Pengusaha Muda Damba Trade Centre

Senin, 22 Desember 2008, 19:00 WITA Follow
Beritabali.com

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Pengusaha muda yang tergabung dalam wadah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Provinsi Bali saat ini sangat mendambakan keberadaan trade centre yang digunakan untuk tempat berpameran.

Kami di Bali menginginkan adanya ruangan tempat berpameran secara tetap semacam trade centre , untuk menunjang promosi produk-produk yang kami miliki,ungkap Ketua Umum Badan Pengurus Daerah Himpi Bali, Nyoman Seniweca, di Renon (22/12).

Menurut Seniweca, pengusaha muda yang bergerak di bidang transportasi ini, bila trade centre ini bisa benar-benar diwujudkan, maka jelas akan meringankan pengusaha di Bali khususnya usaha kecil menengah. Sebab, selama ini tiadanya pusat pameran yang tetap ini menjadi penghambat dalam penghematan di kalangan pelaku UKM di daerah ini. Apalagi dalam situasi saat ini yang terjadi krisis keuangan global. Untuk itulah, pemerintah diharapkan mampu mendorong terwujudnya pusat pameran tersebut.

Menyikapi krisi global ini, Seniweca bersama pengurus lainnya sudah merapatkan barisan untuk mengencangkan ikat pinggang dalam menjalankan roda bisnisnya. Mengimbau kepada segenap anggota Hipmi yang mencapai 500 anggota itu untuk lebih mengutamakan produk dalam negeri.

Selain itu, memasuki tahun 2009, senegap anggota Hipmi agar berusaha menularkan jiwa entrepreneur untuk mewujudkan pengusaha kreatif sekaligus menciptkan lapangan pekerjaan. Hal ini juga sebagai langkah menghindari terjadinya PHK terhadap karyawan,ujarnya.

Hasil rembug pengurus Hipmi Bali, juga mengharapkan pemerintah agar menurunkan besaran PPh yang selama ini berlaku secara progresif sampai 30%. Rencana turun sampai 28% flat mulai tahun depan, juga dinilai masih tinggi dibandingkan yang berlaku di negara-negara tetangga yang besarannya 25%.

Tidak itu saja, mereka juga mempertanyakan mengapa bank-bank tidak segera mengikuti penurunan suku bunga sebagaimana halnya penurunan BI rate yang kini hanya 9,5%.Mestinya, idealnya suku bunga bank di bawah 15%. Jadi ada hanya ada selisih 3% sampai 3,5% dari BI rate,ujarnya. 

Beritabali.com

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: bbn/sss



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami