search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Jika Tak Diterapi, Bisa Alami Gangguan Psikotik
Kamis, 8 Januari 2009, 13:32 WITA Follow
image

images.google.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

2 bocah wanita yang menjadi korban pencabulan kakek dan bapak kandungnya di Kerambitan Tabanan Bali perlu mendapat terapi hipnosis. Jika terapi ini tidak diberikan, kedua bocah yang masih di bawah umur ini dikhawatirkan akan mengalami gangguan jiwa berat mulai hilangnya perasaan terhadap orang lain hingga gila.

Menurut ahli kesehatan jiwa Bali, Luh Ketut Suryani, setelah mengalami pencabulan selama bertahun-tahun oleh kakek dan bapak kandungnya, kedua bocah wanita Putu AR (13) dan Kadek MA (10) akan mengalami berbagai gangguan kejiwaan.

Bocah yang masih berusia belia ini antara lain akan mengalami ketakutan jika berhadapan dengan lawan jenis yang sebaya dengan kakek atau bapaknya. Kedua bocah wanita ini juga akan merasa selalu cemas dengan situasi di sekitar karena takut dicemooh atau dihina. Selain itu mereka juga akan mengalami depresi, putus asa, sehingga akhirnya muncul niat untuk bunuh diri.

“Yang lebih mengerikan, kalau tidak bisa mengatasi berbagai gangguan jiwa itu, maka mereka akan mengalami gangguan psikotik atau gila, karena ketidaknyamanan yang dirasa dalam situasi ini,” jelas Suryani di kediamannya, hari ini (8/1). “Kalau gejala ini (gila) tidak terjadi, kedua korban akan tidak mempunyai perasaan pada siapapun karena sudah dikikis oleh kebencian dan ketidaknyamanan saat orang tua dan kakeknya menyetubuhinya. Ini yang paling bahaya, karena semua orang dianggap sama jahatnya,” imbuh Suryani.

Menurut Suryani, hal yang paling bagus dilakukan saat ini untuk menghilangkan trauma adalah melakukan terapi hipnosis. “Tanpa terapi ini, anak yang menjadi korban akan tetap trauma dan akan berpengaruh pada cara berpikir dan mengekspresikan emosi kepada orang lain,” ujarnya.

Terapi hipnosis, kata Suryani, merupakan ‘reframing’ atau menata ulang memori yang ada di kepala. Pasien terapi ini harus mengekspresikan semua beban masa lalu dan menjadi paham peristiwa yang dihadapi dan penyebabnya.

“Pasien hipnosis akan diajak untuk melihat secara positif persoalan yang dihadapinya, melihat sebagai sebuah tantangan hidup, dan mengubur masalah sebagai sebuah masa lalu,” terangnya.

Dengan pemberian terapi dan dukungan penuh dari keluarga, kedua bocah yang menjadi korban pencabulan ini akan dapat terselamatkan dari kehancuran dan tetap punya masa depan. 

Sebelumnya, dua bocah wanita di Kerambitan Tabanan Bali menjadi korban pencabulan kakek dan bapak kandungnya sendiri selama selama 7 tahun lebih. Kasus ini terungkap saat salah satu korban kabur dari rumah kakek dan bapak kandungnya. (bob)

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami