search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pak Haji Pengganda Uang Ditangkap
Senin, 9 Maret 2009, 16:30 WITA Follow
image

images.google.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

uang palsuMengaku bisa menggandakan uang, dua penipu ulung, salah satunya seorang Haji, ditangkap satuan reskrim Polsek Denbar di wilayah Situbondo dan Probolinggo, Jatim. Keduanya tertangkap, pada Jumat (06/03) lalu, setelah dipancing oleh tiga calon korbannya, Muhamad Iklas, Edy Wiyono dan Samsul Robi.

Dua tersangka yang kini meringkuk di tahanan, masing-masing Fauzi (50) dan Haji Wahid Hasyim (54). Polisi menyita tiga buah buku tabungan, tiga buah batu kecil, karet gelang seberat 4 kilo dan tiga buah amplop warna coklat.

Penipuan ini berawal, saat ketiga korban bertemu dengan para tersangka di Hotel Warta Sari di utara Terminal Ubung Denpasar, pada Sabtu (28/02) pagi.

Pertemuan ini dilakoni oleh tersangka Fauzi yang mengenal salah seorang korban (Muhamad Iklas) di Probolinggo.

Tersangka Fauzi berupaya membuat para korbannya percaya. Dia pun menyebutkan pula, bahwa Haji Wahid Hasyim adalah Ustad asal Lombok terkenal dan ahli menggandakan uang.

Korban semakin percaya, karena di dalam kamar, mereka mendapati Haji Wahid mengenakan peci putih dan pakaian serba putih. Ditambah adanya, ada empat bungkus plastik berisi karet gelang, batu kecil sebanyak 3 buah dan selembar kain warna warni.

Muhamad Iklas, yang kepingin kaya mendadak terhanyut akan kata-kata Fauzi. Akhirnya, dia pun mengajak dua rekannya, Edy Wiyono dan Samsul Robi.

Kepada Haji Wahid Hasyim, Muhamad Iklas mengharapkan agar uangnya sebesar Rp 1,8 juta, bisa berlipat ganda menjadi Rp 1 milyar.

Haji Wahid Hasyim berpura-pura mengiyakan dan meminta korban untuk mengisi formulir, menulis nomor rekening dan nomor PIN dan menyerahkan buku tabungan dan kartu ATM.

Persyaratan tersebut dimasukkan kedalam dua amplop besar. Amplop pertama untuk pengisian formulir dan kartu ATM. Sedangkan amplop kedua untuk buku tabungan milik korbannya.

“Semuanya dimasukkan kedalam amplop yang telah dipersiapkan tersangka. Katanya, korban harus jujur karena kalau berbohong akan dapat malapetaka,”jelas Kapolsek Denbar AKP IB Mantra, pada Senin (09/03).

Tersangka cukup licik. Ternyata, dia telah menyiapkan amplop kosong, yang disembunyikan dibalik selembar kain.

Supaya tidak ketahuan oleh tiga korbannya, Haji Wahid Hasyim memerintahkan tiga korbannya untuk pergi ke kamar mandi. Nah, ketika korbannya pergi ke kamar mandi, disaat itulah, Haji Wahid menukar amplop kosong ke amplop yang telah berisi formulir dan kartu ATM.

Sekembalinya para korban dari kamar mandi, Haji Wahid berucap bahwa, amplop yang telah diisi formulir, akan dibuang ke pantai, sebagai sarat penggandaan uang.

Kemudian, pagi itu juga, mereka bersama-sama membuang amplop ke pantai Padanggalak Sanur. Para korbannya tidak mengetahui, bahwa amplop yang dibuang ke pantai adalah kosong dan bukan berisi formulir.

Sebelum berpisah, Haji Wahid meminta, para korbannya bersabar. Karena dalam sekejab, uang Rp 1 milyar akan masuk ke dalam rekening mereka.

Puas mengerjai korbannya, sang Haji dan rekannya, Fauzi, kabur dari Hotel Warta Sari Ubung, ke kampung halamannya masing-masing.

Haji Wahid kabur ke Situbondo, sementara Fauzi melarikan diri ke Probolinggo. Haji Wahid berhasil membobol uang Muhamad Iklas sebesar Rp 400 ribu.

“Hanya saja, dua korbannya lagi, tidak menulis nomor PIN karena takut dengan istrinya masing-masing,”bebernya.

Pengejaran terhadap dua pelaku terlaksana, setelah para korbannya melapor ke Polsek Denbar. Berbekal nomor HP Haji Wahid, polisi mencoba memancing dengan berpura-pura sebagai boss besar yang pingin kaya mendadak.

Akhirnya, setelah mengetahui keberadaan dua tersangka, satuan buser dipimpin Kanitreskrim I Wayan Wisnawa Adiputra bergerak di Situbondo dan Probolinggo dan mereka pun ditangkap di rumah masing-masing, pada Jumat (06/03).

Kepada penyidik Polsek Denbar, Haji Wahid yang mengaku pemilik toko kelontong di Situbondo mengatakan, dia awalnya tidak mau melakukan kejahatan. Namun karena sudah tiga kali diajak oleh temannya Fauzi, akhirnya Haji Wahid bersedia ikut ke Denpasar.


“Saya tiga kali diajak begituan akhirnya saya mau. Kalau dapat hasilnya dibagi ramai-ramai. Kami baru sekali melakukan penipuan ini,”katanya sembari mengaku menyesal. 

Reporter: bbn/bgl



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami