Jimbarwana Transport Dinilai Mubazir
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Angkutan malam hari bus Jimbarwana Transport tidak henti-hentinya disoroti kalangan DPRD Jembrana. Kali ini dewan menilai pengoperasian bus tersebut sebagai pemborosan karena masih belum jelas manfaatnya untuk pelayanan masyarakat.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Jembrana, I Ketut Subadi, Kamis (21/5) dirinya tidak heran kalau akhirnya kajian tim ahli terkait Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Bupati 2008 melihat kekaburan fungsi Jimbarwana Transport tersebut.
“Terang saja keliru, masyarakat mana yang dilayani?” ujar Subadi yang juga Wakil Ketua Organda Jembrana ini. Menurutnya, Jembrana belum cocok menerapkan fasilitas ini kecuali kalau ada mobilitas masyarakat yang cukup tinggi di maam hari, seperti bagi pegawai pabrik yang kerja malam atau mahasiswa yang kuliah malam.
Subadi mengaku dalam rapat kerja beberapa waktu lalu, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Hubkominfo), tetap
menganggarkan biaya operasional Jimbarwana Transport dengan janji akan membenahi pelayanan sehingga keberadaan bus tersebut tidak mubazir.
Selain itu Subadi juga menilai fungsi ganda bus Jimbarwana Transport tersebut menyalahi aturan. “Siang hari untuk antar jemput siswa sekolah, malam harinya baru dipergunakan untuk Jimbarwana Transport. Seharusnya dipisahkan, begitu pula dengan ijin trayeknya,” beber Subadi.
Sementara itu Kepala Dinas Hubkominfo, Komang Wiasa ketika dikonfirmasi terpisah, Kamis (21/5) membantah kalau Jimbarwana Transport dinilai mubazir. Komang Wiasa malah menilai kalau Jembrana sebagai perintis model transportasi masyarakat yang dibutuhkan yaitu kenyamanan dengan melihat jalur transportasi di Bali yang sudah mulai krodit.
“Tidak mubazir, malah sekarang sistem transportasi ini ditiru. Lihat saja Badung, Kodya, Gianyar dan Tabanan kini mendapat gelontoran 20 unit bus dari pusat untuk dioperasikan. Caranya mirip Jimbarwana Transport,” terangnya.
Menurut Komang Wiasa, tahun ini anggaran Jimbarwana Transport sudah berkurang, misalnya BBM berkurang 40 persen demikian juga kontraknya juga lebih murah menjadi Rp. 6 juta per bulan yang sebelumnya mencapai Rp.8 juta per bulan.
Reporter: bbn/dey