Terinspirasi Tayangan Kriminal TV Swasta
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Tersangka David Goltar Wicaksono (26), mengakui aksi perampok yang dilakukan terhadap para korbannya karena terinspirasi tontonan sejumlah TV swasta yang menyajikan penangkapan para pelaku kejahatan.
Tersangka David sudah dikarunia seorang istri dan seorang putri (2) yang kini tinggal di Malang. Untuk mencukupi kebutuhannya keluarganya di Malang, tersangka pun merantau ke Denpasar.
Pria pintar yang sering dapat ranking di sekolahnya ini pun bekerja di perusahaan rokok Sampoerna di Jalan Bay Pass Ngurah Rai Sanur, sebagai marketing iklan.
Aksi beringas yang dilakukan tersangka terinspirasi tontonan kekerasan yang ditayangkan di sejumlah TV nasional, terutama terkait penangkapan yang dilakukan polisi terhadap para pelaku kejahatan.
Terinspirasi tontotan kriminal itu, David nekad beraksi. Ia pun sengaja berkeliling dengan sepeda motor Mio Nopol P 5687 YF, menyasar wilayah Kuta dan Jalan Imam Bonjol dengan berpura-pura menjadi tukang ojek dan menawarkan jasa kepada korbannya, wanita.
Aksi yang dilakukan tersangka tak lepas dari pengaruh minuman keras. Ada enam korbannya, ucap Kapoltabes Denpasar Kombes Pol Gde Alit Widana.
Setelah mengajak korbannya berkeliling, tersangka menggasak harta benda korbannya. Bahkan, tak jarang, tersangka sering memegang alat alat vital korbannya, saat berada di atas sepeda motor.
Dari aksinya itu tersangka membeli sebuah kamera digital dan sebagian uang dikirim kepada keluarganya di Malang.
Sukses menggarap lima korbannya, tersangka ternyata ketagihan. Agar aksinya lancar, tersangka yang pemain baru di dunia kejahatan ini menggunakan rompi polisi dan menunjukkan foto dan lambang polisi palsu.
Hanya kepada Mayumi saja tersangka mengaku anggota polisi, untuk kelima korban lainnya tersangka tidak melakukan.
Dia pakai rompi polisi milik ayah angkatnya yang sudah wafat, ujar Kapoltabes.
Inilah korban terakhir tersangka, yakni dua cewek warga Negara Jepang, Mayumi (30) – korban hidup – dan Rika Sano alias Sano, yang ditemukan tewas di semak belukar di Jalan Mertanadi Kuta, Jumat (25/09) lalu.
Apa yang melandasi tersangka nekad seperti itu?
Dia nekad melakukan itu, karena berkeinginan hidupnya makmur dan senang senang, sambung Kasat Reskrim Poltabes Denpasar, Kompol Rendra Dewayana.
Mengenai penyimpangan kejiwaan tersangka, Kompol Rendra mengatakan, pihaknya akan memeriksa kejiwaan tersangka, untuk melengkapi pemberkasan. (spy)
Reporter: bbn/rob