Aspal Berubah Jadi Beton Dipertanyakan Warga
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Berubahnya proyek pengaspalan menjadi rabat beton pada jalan yang tembus ke Dusun Pancaseming, Batuagung, Negara dipertanyakan warga Dusun Yeh Makecir, Dangin Tukadaya, Jembrana. Pasalnya, dalam papan proyek tersebut tertulis kalau proyek yang didanai dari APBD Jembrana berupa pengaspalan jalan dengan nilai proyek Rp.147,238 juta.
Perubahan aspal menjadi rabat beton pada proyek yang digarap oleh CV. Giri Artha ini ini kontan memancing pertanyaan warga. Mereka merasa dibohongi lantaran jalan yang diharapkan diaspal hanya dirabat beton.
Sejatinya, rekanan telah melakukan pengaspalan namun dari 550 meter yang direncanakan akan diaspal namun hanya pada ujung jalan saa yang panjangnya sekitar 20 meter.
Kami tidak mengerti di papan nama, proyek itu pengaspalan tetapi hanya di ujungnya saja yang diaspal, ujar seorang warga.
Mereka juga mempertanyakan perubahan tersebut dibolehkan atau tidak. Setahu kami kalau proyeknya pengaspalan, pelaksanaannya ya diaspal, tapi ini kok dirubah jadi rabat beton. Apa boleh seperti itu, tambahnya.
Selain aspal berubah jadi beton, warga juga mempertanyakan waktu pengerjaan proyek tersebut lantaran sesuai kontrak yang tertera di papan proyek, pengerjaannya dimulai 7 Juli selama 60 hari kalender yang jatuhnya pada 7 September lalu.
Namun hingga sore tadi, proyek tersebut belum tuntas. “Yang baru dirabat sekitar 200 meter padahal waktu pengerjaanya sudah lewat sebulan,tambah warga lainnya.
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) proyek tersebut, I Made W Juniartha saat ditemui di lokasi proyek mengatakan perubahan pengaspalan menjadi rabat beton karena alat berat (wales) tidak bisa masuk ke lokasi akibat banyak tanjakan dan turunan curam.
Dalam perencanaannya proyek ini memang pengaspalan jalan tetapi setelah dikerjakan wales seberat 12 ton tidak bisa masuk karena medan yang berat, ujarnya.
Setelah dikoordinasikan dengan Kadis PU Jembrana, DPRD dan masyarakat akhirnya disepakati pengaspalan dirubah menjadi rabat beton.
Jika dipaksakan pengaspalan tanpa pemadatan yang baik maka kekuatannya tidak bertahan lama. Ketimbang diaspal tapi 2 bulan sudah hancur kan lebih baik dibeton dengan kwalitas K 175 yang jauh lebih kuat, terangnya.
Dengan berubahnya dari pensapalan menjadi rabat beton, kata Juniarta, otomatis waktu pengerjaannya juga berubah dan direncanakan selesai 18 Oktober ini.
Tapi saya yakin hari Minggu (11/10) sudah kelar, sekarang sudah selesai 40 persen, tandasnya. Lantaran biayanya jauh lebih tinggi, kata Juniartha, maka dari rencana 550 meter yang diaspal, dengan anggaran yang sama yang dirabat hanya 444 meter atau lebih pendek 106 meter. (dey)
Reporter: bbn/rob