search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
3 Jam Diguyur Hujan, Gilimanuk Terendam
Sabtu, 23 Januari 2010, 20:46 WITA Follow
image

images.google.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Setelah tiga jam diguyur hujan yang cukup deras, Kelurahan Gilimanuk, Melaya terendam. Puluhan rumah di kelurahan paling barat di Jembrana terendam air. 

Pantauan di lokasi, Sabtu (23/1) tampak puluhan rumah di Lingkungan Jineng Agung, Asih dan terparah terjadi di lingkungan Samiana, utamanya gang 1. Di Gang 1 Lingkungan Samianan ini air sampai masuk ke rumah warga sehingga membuat perabotan rumah tangga dan peralatan elektronik terendam.

Warga tidak bisa berbuat banyak untuk menghadapi air lantaran saluran pembuangan yang diharapkan bisa mengalirkan air ke laut macet. Warga yang kebetulan tinggal di rumah dapat menyelamatkan barang-barang miliknya sementara yang kebetulan ada di luar rumah hanya bisa kaget melihat perabotan dalam rumahnya terendam air.

Eko, salah seorang warga yang rumahnya terendam air mengatakan air yang dengan cepat masuk ke rumah warga berasal dari jalan raya. “Air juga mengalir dari Lingkungan Asih yang letaknya lebih tinggi. Rendaman air semakin tinggi karena rumah-rumah warga itu tidak memiliki pembuangan air sementara got yang menjadi saluran pembuangan, buntu,” terangnya.

Eko menambahkan saat diguyur hujan, air dengan cepat naik dan secara perlahan mulai memasuki rumah warga. “Satu jam diguyur hujan ketinggian air sudah mencapai 40 sentimeter lalu secara perlahan mulai masuk ke rumah warga,” imbuhnya.

Sementara itu, derasnya guyuran hujan juga sempat melumpuhkan penyeberangan di Selat Bali. Pasalnya, hujan deras yang mulai mengguyur sekitar pukul 13.30 hingga pukul 17.00 membuat jarak pandang nahkoda kapal terbatas dan sangat membahayakan pelayaran sehingga memaksa syahbandar menutup sementara arus penyeberangan.

Saat hujan mulai turun, penyeberangan tetap dibuka namun sekitar pukul 15.00 hujan turun semakin deras sehingga kapal-kapal yang berlayar mulai tidak terlihat dari pelabuhan.

Petugas pelabuhan langsung meminta agar nahkoda kapal menyalakan lampu agar kapal yang dikemudikanya terpantau dari pelabuhan maupun kapal lainya. Tidak berselang lama beberapa nahkoda yang kapalnya sedang berada di tengah Selat Bali memberikan informasi kalau guyuran hujan deras itu membuat jarak pandang mereka terbatas sehingga tidak bisa melihat posisi kapal lainya maupun arah menuju dermaga.

Tidak mau mengambil resiko, Syahbandar Gilimanuk dan Banyuwangi langsung memutruskan menutup penyebrangan di selat Bali mulai sekitar pukul 15.30.

Syahbandar Gilimanuk, Dewa Nyoman Kari ketika dihubungi mengatakan penutupan penyeberangan di Selat Bali itu, dilakukan atas kesepakatan dengan Syahbandar Ketapang dengan pertimbangan cuaca yang sangat membahayakan pelayaran kapal karena terbatasnya jarak pandang nahkoda akibat derasnya hujan.

“Kami sepakat tidak mau ambil resiko sehingga kami putuskan untuk menunda pelayaran sampai cuaca aman,” tandasnya. Pukul 16.00 penyeberangan kembali dibuka karena cuaca sudah membaik. 

Reporter: bbn/ctg



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami