9,1% Peserta KB tak Mampu Akses Alat Kontrasepsi
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melaporkan dari sekitar 40 juta pasangan usia subur peserta keluarga berencana (KB) yang menggunakan alat kontrasepsi, sebanyak 9,1 persen diantaranya tidak dapat mengakses alat-alat kontrasepsi.
Dimana Sebagian besar peserta KB yang tidak dapat mengakses alat-alat kontrasepsi tersebut berada di daerah terisolir, daerah perbatasan dan masuk dalam kategori keluarga miskin.
Baca juga:
Kronologi Korut-Ukraina Putus Hubungan
Direktur Pelatihan dan Pengembangan BKKBN Kasmiyati usail pelantikan Kepala BKKBN Bali di Renon, Kamis (1/7) menyatakan para peserta KB tersebut tidak dapat mengakses alat-alat kontrasepsi karena keterbatasan alat kontrasepsi yang mampu disediakan oleh pemerintah. Walaupun pemberian alat kontrasepsi tersebut diberikan secara gratis.
Menurut Kasmiyati, Penyebab lainnya adalah kebijakan pemerintah daerah yang belum berpihak pada program-program KB. Sehingga alokasi pendanaan untuk program KB di daerah cukup kecil.
Mungkin persepsinya masih berbeda, seperti apa sih kontribusinya KB pada peningkatan PAD, padahal efek KB kan baru bisa di ukur satu tahun dari pengurangan kelahiran, Ujar Kasmiyati.Direktur Pelatihan dan Pengembangan BKKBN Kasmiyati menyampaikan pada tahun ini BKKBN mengusulkan alokasi dana APBN kepada pemerintah sebesar Rp. 3,9 Triliyun, namun dana yang diberikan oleh pemerintah hanya sebesar 1,2 Triliyun.
Padahal pada 2014 pemerintah menargetkan penurunan jumlah peserta KB yang tidak dapat mengakses alat kontrasepsi hingga menjadi 5 persen.
Reporter: bbn/mul