search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Didatangi Mahluk Gaib, ABG Potong Gigi Di Sungai
Senin, 3 Januari 2011, 17:48 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Sejak menginjak usia akil balik, I Gst Ayu Wina Pramandari (15) tiba-tiba berubah menjadi pemurung. Perubahan prilaku ini lantaran ABG warga Desa Dangintukadaya, Jembrana kerap mengalami didatangi mahluk gaib yang menyuruhnya melakukan upacara potong gigi di sungai.  I Gusti Kade Winata (45) , orang tua Wina ketika ditemui awak media, Senin (3/1) menuturkan anak semata wayangnya yang masih duduk di bangku kelas 1 sebuah SMK swasta di Jembrana ini mendapati anaknya itu kerap kesurupan yang diakhiri dengan pingsannya yang bersangkutan. Bahkan beberapa waktu belakangan ini, Wina kerap berwajah murung.

“Kondisi ini baru dideritanya sejak akil balik. Kalau saya tanya, katanya dia sering didatangi oleh kakek berjubah putih mengendarai dua ekor kuda putih yang menyuruhnya melakukan upacara penyucian dan potong gigi di sungai,” terangnya. Sebagai orang tua, Winata mengaku cemas dan berinisiatif meminta petunjuk kepada orang pintar dan sulinggih (orang suci,red) atas apa yang dialami anaknya itu. “Petunjuknya, perintah kakek berjubah putih itu harus dilaksanakan sekaligus juga melakukan pembersihan dari pengaruh negatif yang mempengaruhi kondisi kejiwaan anak saya,” katanya.

Petunjuk tersebut, tambah Winata, dirembugkannya dengan seluruh anggota keluarganya. “Keluarga sepakat melaksanakan petunjuk tersebut dan memilih Sungai Tukadaya sebagai lokasi upacara,” imbuhnya. Uniknya, dalam upacara yang itu, Uniknya ritual mulai dari peralatan bale untuk tempat mesangih (upacara potong gigi), arah prosesi upacara terbalik. Lazimnya, upacara potong gigi dilakukan dengan mengarah ke utara namun prosesi potong gigi di sungai dilakukan mengarah ke selatan. Semua sarana dan perangkat upacara diboyong ke sungai.

Karena tergolong langka, pelaksanaan acara ini, mendapat perhatian dari sejumlah warga yang kebetulan tinggal dan melintas di sepanjang sungai Tukadaya. Menurut Ida Bagus Sudarma, walaka dari Griya Penida, Jembrana, mengatakan upacara yang terbilang unik ini dilakukan atas dasar petunjuk yang diterima oleh keluarga yang bersangkutan. “Prosesinya sama seperti upacara potong gigi pada umumnya yang sifatnya memohon agar yang diupacarai bersih dari segala pengaruh negatif,” jelasnya.

Mengenai berbedaan arah, Sudarma menjelaskan karena ini sifatnya membersihkan agar enam sifat jahat yang ada dalam tubuh manusia bisa dihilangkan maka arahnya juga dibalik. “Diharapkan enam sifat jahat tersebut bisa hanyut,” tegasnya. Sudarma lalu mengutip rujukan upacara unik ini yang diatur dalam kitab Wrespati Kalpa. “Bagi orang yang sakit-sakitan atau sebelum mensucikan diri maka ketika melakukan upacara potong gigi harus digelar di sungai sebagai stana Dewa Wisnu,” ungkapnya.

Reporter: bbn/dey



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami