search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Wayan Pait 48 Tahun Terbaring di Tempat Tidur
Selasa, 11 Januari 2011, 16:53 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Akibat menderita sakit polio waktu masih bayi, seorang pria di Kabupaten Gianyar Bali hanya bisa terbaring tak berdaya di atas tempat tidur selama 48 tahun lebih. Dalam kurun waktu itu, pria bernama Wayan Pait ini sama sekali tidak mendapat bantuan biaya berobat dari pemerintah. Wayan Pait (48) tinggal di sebuah rumah sederhana di Banjar Buruan, Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali. Di rumah sederhana ini, Wayan tinggal bersama kedua orang tuanya yang sudah tua dan beberapa anggota keluarganya.

Sejak masih balita, Wayan Pahit hanya terbaring lemas di atas kasur kotor yang sudah tidak layak pakai. Wadah air minum sehari hari Wayan Pait pun sangat tidak layak karena merupakan botol bekas oli yang sudah dicuci bersih oleh keluarganya dan diisi sedotan. Selama puluhan tahun, Wayan Pait dirawat dengan penuh kasih sayang oleh ayahnya Ketut Tomblos dan ibunya Ketut Klenteng. Meski sudah sakit-sakitan dan tidak bisa bekerja lagi, kedua orang tuanya masih setia dan sabar merawat Wayan Pait. Menurut ibunya, derita yang dialami Wayan pait bermula saat ia berumur 25 hari.

“Waktu anak saya umur 25 hari, tiba-tiba saja ia menangis di waktu malam hari dan langsung tak sadarkan diri. Anak saya waktu itu sudah seperti orang mati selama 8 hari karena tidak bernafas. selama 8 hari anak saya hanya sadar sebentar-sebentar, makanya kami belum berani kubur. Setelah 8 hari seperti orang mati, kami berencana mau menguburnya. Tapi ketika kami mau kubur pagi harinya, tiba-tiba saja dia sadar dan bergerak seperti semula," jelas Ketut Klenteng, ibu kandung Wayan Pait (11/1). Setelah sadar dari mati suri selama 8 hari, pertumbuhan Wayan Pait tidak normal seperti anak-anak lainnya.

“Ketika anak seumurnya sudah bisa berjalan atau lari, Wayan belum bisa duduk dan hanya bisa tertidur saja,” ujar Klenteng. Umur 5 tahun, Wayan Pait terpaksa diikat di tempat tidur. Jika tidak diikat, badan, tangan, dan kaki Wayan bergerak spontan membentur-bentur tembok, dipan tempat tidur, dan benda lain serta orang yang ada di dekatnya tanpa mampu ia kendalikan. Hal itu dikhawatirkan membuatnya cedera. Kini Wayan Pait sudah terbaring lemas di tempat tidur dengan posisi terikat selama 48 tahun lebih.

Meski dalam kondisi memprihatinkan, Wayan dikenal sebagai pria yang suka bercanda, memiliki ingatan kuat, dan hoby mendengarkan lagu pop Bali. “Wayan Pait seperti ini karena sakit polio waktu kecil. Kami berharap ada bantuan dari pemerintah pusat atau daerah untuk biaya perawatan dan berobat gratis di rumah sakit. Selama puluhan tahun terbaring tak berdaya karena sakit, Wayan pait tidak mendapat bantuan baik dari pihak Pemerintah Kabupaten Gianyar maupun Propinsi Bali,” kata Nyoman Arjawa, salah seorang tokoh masyarakat Buruan Gianyar.

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami