Wisata Konservasi Jalak Bali di Pulau Nusa Penida
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, KLUNGKUNG.
Beritabali.com, Nusa Penida. Jika ingin melihat keindahan Pulau Bali dari sisi yang berbeda, Pulau Nusa Penida di Kabupaten Klungkung, Bali bisa menjadi pilihan. Selain bisa melihat pemandangan alam yang masih alami, di pulau ini wisatawan atau pengunjung yang datang juga bisa menyaksikan kehidupan burung Jalak Bali secara langsung di alam liar.
Untuk bisa sampai di Pulau Nusa Penida di Kabupaten Klungkung, kita bisa menggunakan alat transportasi perahu motor cepat dari Pantai Sanur.Tiket perahu motor tujuan pulau Nusa Penida bisa dibeli dengan harga Rp 65 ribu.
Perjalanan ke Pulau Nusa Penida dari Pantai Sanur memakan waktu sekitar 45 menit. Selama perjalanan kita akan disuguhi pemandangan laut yang indah serta melewati pulau kecil Nusa Lembongan dan Ceningan.
Setibanya di Pulau Nusa Penida, perjalanan wisata menjelajah alam pulau Nusa Penida bisa dilakukan dengan menyewa mobil angkutan umum. Tarifnya bervariasi sesuai dengan lokasi yang dituju.
Untuk bisa melihat kehidupan burung Jalak Bali di Nusa Penida misalnya, kita bisa mencarter bemo atau angkutan umum khas Nusa Penida dengan harga sekitar Rp 350 ribu. Dengan angkutan umum ini kita bisa melihat burung Jalak Bali di 12 titik observasi yang tersebar di beberapa banjar atau dusun di Nusa Penida.
"Di Pulau Nusa Penida ada 12 titik observasi untuk melihat burung Jalak Bali seperti di Banjar Nyuh, Tanah Bias, Banjar Bodong, Banjar Ped, Puseh, Dalem Bungkut. Ini yang lokasinya agak dekat. Yang lokasinya agak jauh ada tiga yakni di Banjar Sebun Ibus, Tiying Jajang, dan Banjar Biaung,"jelas Ketut Agus Artana, petugas observasi Jalak Bali Pulau Nusa Penida.
Selain menjadi obyek penelitian mahasiswa dan pelajar di Bali, wisata observasi burung Jalak Bali di Pulau Nusa Penida selama ini diminati wisatawan asing dari Australia dan Amerika Serikat.
"Selain melihat kehidupan burung Jalak Bali langsung di alam liar, mereka juga bisa sekaligus berwisata melihat keindahan alam pulau Nusa Penida yang masih alami,"kata Ketut. (dev)
Reporter: bbn/ctg