Hindari Hydrochepalus, Ibu Rumah Tangga Wajib Cek Kesehatan

Negara

Rabu, 18 September 2013, 21:29 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Beritabali.com. Negara. Derita yang dialami Ni Made Ika Purnami bayi mungil berusia delapan bulan di Banjar Pangkung Jajang Desa Tukadaya Kecamatan Melaya anak dari pasutri (pasangan suami istri) I Ketut Wardana dengan Ni Ketut Sumiasih, yang kini menderita penyakit Hydrochepalus (kepala membesar) sudah seharusnya menjadi pelajaran dan perhatian serius kita bersama. Sebab sejatinya penyakit Hydrochepalus bukan penyakit keturunan dan sangat bisa dihindari.

Hal tersebut terungkap saat Bupati Jembrana I Putu Artha menjenguk Ika Purnami, Senin ( 16/9) lalu di rumahnya Pangkung Jajang. Ika Purnami sendiri merupakan anak ke 11 dari 10 bersaudara pasutri Ketut Wardana dengan Ketut Sumiasih. Menurut keterangannya ia tidak mengikuti anjuran ber KB hingga melahirkan anak 11 orang.
Terlebih pasutri ini tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap.

Melihat kondisi tersebut Bupati Artha sangat prihatin dengan derita yang dialami Ika Purnami. Artha mengungkapkan, siapapun bisa terkena hydrocephalus, karena penyakit ini bukan penyakit keturunan, akan tetapi lanjut Artha penyakit hydrocephalus sesungguhnya bisa dihindari apa bila masyarakat menyadari dan mengikuti aturan kesehatan.

“ Ibu rumah tangga harus selalu mengecek kesehatannya ke Posyandu, tidak usah malu apalagi tidak kena biaya,“ kata Artha.

Menurutnya ibu hamil juga ada aturannya, hamil yang paling sehat adalah ketika ibu rumah tangga berusia 25 – 30 tahun. Sedangkan ibu rumah tangga yang berusia diatas 30 tahun sangat rentan terkena penyakit ketika hamil. Sehingga dalam kurun waktu lima tahun idealnya jumlah anak cukup dua saja.“ Saya mengajak seluruh masyarakat untuk mengikuti anjuran pemerintah dua anak saja sudah cukup,“ kata Artha.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan dr. Putu Suasta menjelaskan, ada sejumlah faktor yang menyebabkan seseorang terkena hydrochepalus, diantaranya usia ibu rumah
tangga sudah terlalu tua untuk hamil apalagi usianya sudah mencapai 40 tahun ke atas, itu sangat rentan terkena penyakit. Selain itu jumlah dan waktu kelahiran yang
terlalu banyak karena tidak menggunakan KB juga menjadi salah satu penyebabnya.

Tidak hanya itu yang paling penting adalah, ibu hamil tidak melakukan pengecekan selama kehamilannya. Untuk itu dr. Suasta mewanti-wanti minta kepada masyarakat terutama ibu rumah tangga untuk selalu memeriksakan kesehatannya.

“ Di Posyandu kita sudah siapkan tempat untuk konsultasi kesehatan hingga pengobatan, jangan ketika sudah parah baru minta disembuhkan,“ pungkas Suasta.(Jsp)

 

logo

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami