search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Australia, Tetangga Yang Suka Usil & Berisik
Rabu, 20 November 2013, 07:50 WITA Follow
image

beritabali.com/ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Beritabali.com, Jakarta. Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menilai bahwa Australia adalah bukan tetangga yang baik, melainkan tetangga yang suka usil dan berisik.

Penilaian itu disampaikan Anas menanggapi penyadapan yang dilakukan terhadap beberapa pejabat negara Indonesia. Menurutnya, Australia tidak menghormati Indonesia sebagai negara tetangga yang berdaulat.

Menurutnya, sudah sewajarnya pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan pelajaran kepada Australia. Selain menarik Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Australia, pemerintah juga diminta untuk mengusir Dubes Australia untuk Indonesia.

"Pemerintah perlu ambil sikap tegas. Segera siapkan tiket Dubes Australia untuk pulang ke negaranya," tegas Anas, melalui pesan singkatnya kepada INILAH.COM, Jakarta, Selasa (19/11/2013).

"Ini adalah pelajaran pertama untuk tetangga yang suka usil. Tetangga yang berisik bukan tetangga yang baik. Australia tidak menghormati Indonesia sebagai tetangga yang berdaulat," tambah pendiri Ormas Pergerakan Indonesia itu.

Sebelumnya, dugaan penyadapan terhadap sejumlah tokoh Indonesia oleh intelijen Australia mengemuka setelah kantor media Australia ABC dan harian The Guardian.

Dalam dua media tersebut menyebutkan adanya laporan bahwa Australia menyadap komunikasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan orang-orang dekatnya pada 2009.

Berdasarkan laporan tersebut, selain Presiden SBY, penyadapan juga dilakukan tokoh lain seperti, Ibu Negara Ani Yudhoyono, Wapres Boediono, mantan Wapres Jusuf Kalla, Jubir Presiden Dino Patti Djalal (sekarang Dubes RI untuk AS), mantan Menpora Andi Mallarangeng, Hatta Rajasa (saat menjadi Mensesneg), Sri Mulyani (saat menjadi Menteri Keuangan), Widodo AS (saat menjadi Menko Polhukam), dan Sofyan Djalil (saat menjadi Menkominfo). [bbn/inilah.com]
 

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami