search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Konvensi Demokrat Kena Getah Kasus Korupsi
Sabtu, 30 November 2013, 09:14 WITA Follow
image

inilah.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Beritabali.com, Jakarta. Beberapa elit Partai Demokrat yang terjerat kasus dugaan korupsi secara otomatis berdampak pada elektabilitas kandidat konvensi calon presiden (Capres) Partai Demokrat.

Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Indonesia, Effendi Gazali yang sekaligus sebagai anggota komite koncensi Capres Demokrat mengatakan, penilaian publik terhadap konvensi capres Demokrat menjadi buruk akibat beberapa elit Partai Demokrat yang berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Kalau semakin banyak yang dipanggil KPK, sudah pasti getahnya kena kepada anggota konvensi (kandidat). Justru jadi kasihan orang dikomite," kata Effendi, kepada INILAH.COM, Jakarta, Jumat (29/11/2013).

Selain itu, kata Effendi, akses media juga menjadi salah satu penyebab kurangnya perhatian publik terhadap penjaringan Capres partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.

"Akses medianya juga kurang. Saya kasihan sama kandidat konvensi itu tidak punya akses media. Saya sudah ajukan itu, tapi sampai sekarang belum direalisasikan," kata Effendi.

Sebagaimana diberitakan, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis hasil penelitiannya terkait konvensi capres Partai Demokrat. Konvensi Demokrat yang dirancang untuk memulihkan citra partai terancam gagal.

Rully Akbar, peneliti LSI, menyebutkan alasannya peserta konvensi kurang dikenal dibanding capres dari partai lain. Menurutnya ada pemenang konvensi, tetapi tidak bisa jadi capres.

"Capres partai lain seperti Megawati, Aburizal Bakrie, Prabowo, Jokowi, Wiranto, Hatta punya tingkat pengenalan 70 persen. Sedangkan peserta konvensi tingkat pengenalannya di bawah 60 persen. Sehingga kurang bisa menyaingi nama-nama besar lain," kata Rully dalam keterangan hasil survei, di kantor LSI, Jakarta, Minggu (24/11/2013). [bbn/inilah.com]

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami