Pembangunan Bandara Buleleng Menunggu Rekomendasi Gubernur
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BULELENG.
Kementerian Perhubungan menyatakan sudah siap untuk melakukan Pembangunan Bandara Internasional (BIB) Buleleng. Namun pelaksanaan pembangunannya hingga kini masih menunggu rekomendasi titik lokasi dari Gubernur Bali dan Bupati Buleleng. Hal ini terungkap dalam seminar "Pembangunan Infrastruktur Strategis" yang digelar di Puri Agung Singaraja, Sabtu (8/3/2014). Seminar dihadiri oleh Kasubdit Tatanan Kebandara Udaraan dan Lingkungan Kementerian Perhubungan R.I Ir Nafthan Syahroni, Kabid Jalan Tol dan Jalan Bebas Hambatan, Kementerian Pekerjaan Umum RI Ir. Riel J. Mantik, Kepala Dinas Perhubungan Propinsi Jawa Barat DR. Dedi Taufik, serta Pakar Infrastruktur Berat dan Direktur PT Marga Jaya A.A. Putu Ngurah Wirawan.
Kasubdit Tatanan Kebandar Udaraan dan Lingkungan Kementerian Perhubungan R.I Ir Nafthan Syahroni, menyatakan pada prinsipnya sudah ada keputusan dari Kemeterian Perhubungan, bahwa di bali perlu dibangun sebuah bandara baru di Bali utara.
"Sudah ada keputusan yang tertuang dari Peraturan Menteri, bahwa di Bali Utara perlu ada bandara baru. Pertimbangannya, bandara Ngurah Rai di selatan sudah jenuh, pesawat sulit untuk mendarat, runway cuma ada satu, jika terjadi sesuatu pada runway, maka Bali tidak bisa diakses lewat bandar udara,"jelas Syahroni.
Syahroni menambahkan, selama ini sudah ada beberapa FS atau studi kelayakan yang dilakukan. Dari beberapa lokasi yang di analisa, akhirnya mengerucut pada beberapa lokasi yakni Kubutambahan, Celukan Bawang, dan Gerokgak.
"Dari tiga lokasi tersebut, setelah dianalisa, kemudian kembali mengerucut ke lokasi Kubutambahan. Kemudian dikaji lagi lokasinya. Sampai saat ini kajian-kajian secara teknis operasional masih dilakukan, sehingga belum bisa ditetapkan titik lokasinya oleh Kemeterian Perhubungan," ujarnya.
Syahroni menyatakan, Menteri Perhubungan hingga kini masih menunggu rekomendasi dari Gubernur Bali dan Bupati Buleleng, terkait titik lokasi bandara baru di Buleleng.
"Ini memang perlu dibahas secara komprehensif. Bandara baru harus sesuai sesuai RTRW karena ini menyangkut kesiapan infrastrutkur pendukung bandara seperti jalan tol. Jadi kesimpulannya, Kementerian Perhubungan masih menunggu kajian segala aspek dari Pemprov Bali, untuk kemudian diusulkan satu titik lokasi sebelum ditetapkan oleh Menteri Perhubungan," ujarnya.
Reporter: bbn/psk