search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kawasan Mangrove Wanasari Bali Tercemar Limbah Minyak
Rabu, 4 Juni 2014, 06:05 WITA Follow
image

beritabali.com/ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Hutan mangrove di kawasan Wanasari, Tuban, Bali tercemar minyak. Dugaan sementara, minyak tersebut merupakan kiriman yang berasal dari arah tenggara, tepatnya di daerah Pelabuhan Benoa.

Salah satu anggota Kelompok Nelayan Wanasari, Tuban yang juga sebagai Pengawas Lapangan Ekowisata Kampung Kepiting, Wayan Sudarta menyatakan dirinya awalnya mencium bau tidak sedap sekitar pukul 03.30 Wita, setelah di cek ternyata ada minyak di perairan mangrove tersebut.

"Setelah saya cek itu terjadi minyak, dan langsung saya laporkan kepada anggota kelompok nelayan laiinya dan ketua nelayan," katanya, ditemui di Tuban, Rabu (4/6/2014).

Pasca pencemaran minyak tersebut, pihak nelayan kemudian langsung berkoordinasi dengan pihak Pertamina dan pihak Tahura, dan setelah dilakukan pengecekan ternyata tidak diketemukan adanya pembocoran pipa. Sudarta mengaku pihak Pertamina langsung menindaklanjuti dengan memberikan bantuan obat cairan yang bernama Oil Spill Dispersant sebanyak 7 jirigen yang isinya per jirigen 25 liter, dan diberikan 3 alat penyemprot untuk memecah minyak.

"Adanya jalur pipa mereka (Pertamina) yang melewati kawasan ini, sehingga mereka tanggungjawab untuk ikut mengecek, tapi setelah dicek tidak ada kebocoran dari pipa mereka (Pertamina)," jelasnya.

Sementara, menurut Sekretaris Kelompok Nelayan Wanasari, Tuban, Agus Diana bahwa dirinya mengetahui pencemaran minyak tersebut dari Sabtu (31/5) lalu, yang sumber datangnya minyak tersebut dari saluran air (loloan), tapi belum menimbulkan bau dan masih sedikit volumenya. "Untuk sementara, biota laut belum ada mati dan masih aman," tuturnya.

Ketua Kelompok Nelayan Wanasari, Tuban, Made Sumasa menambahkan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan tahura ngurah rai untuk menyikapi pencemaran minyak tersebut, agar tidak menimbulkan kematian bakau. Ia berharap mudah-mudahan kejadian ini merupakan kejadian yang terakhir.

"Kejadian ini sering sekali terjadi. Dulu minyak tersebut datang berupa bungkusan minyak yang kemudian menyangkut di bakau dan menyebabkan minyak tersebut merusak mangrove," jelasnya.

Terkait pencemaran minyak di kawasan mangrove ini, Kasi Keselamatan Berlayar, penjagaan dan Petroli (KBPP) Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Benoa, Nyoman Suriyantha menyatakan belum bisa memastikan asal-usul minyak tersebut. Namun ia mengaku sudah menindaklanjuti dengan mengerahkan staffnya dengan memakai sarana dispersal milik pertamina.

"Indikasi ceceran minyak tersebut berasal dari arah tenggara pelabuhan Benoa yang dibawa arus sampai ke Tuban, kami tidak bisa menduga-duga kapal mana yang membuang minyak tersebut sebab kapal disini banyak sekali dan ribuan, jujur kami mengaku agak kesulitan dalam menjangkau oknum pelaku yang membuang minyak tersebut," ucapnya.

Untuk kandungan minyak tersebut, Suriyantha menegaskan pihaknya tidak bisa memastikan persisnya. Pasalnya, pihaknya tidak memiliki alat uji lab untuk melakukan tes kadar uji lab.

"Kami serahkan itu kepada pertamina untuk menguji kadar minyak tersebut. Kami belum bisa memastikan kadar kandungannya apakah diambang batas normal atau dibawah. Mengenai kapan itu bisa dikeluarkan, tergantung pertamina sendiri," pungkasnya.

 

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami