search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Be Ayam Keren, Masakan Ayam Tradisional Bangli
Rabu, 1 April 2015, 07:52 WITA Follow
image

Ni Made Sri Andani

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BANGLI.

Siap (ayam) Be Tutu adalah salah satu kuliner warisan nenek moyang yang sudah tidak asing lagi di telinga masyaraka Bali. Olahan kuliner ini sangat banyak kita jumpai baik di rumah penduduk maupun di warung-warung yang menyediakan makanan berbahan dasar ayam. 
 
Sesuai dengan namanya maka kuliner ini berbahan dasar Ayam. Selain Ayam Betutu, Bali juga memiliki masakan tradisional berbahan baku ayam yang sangat istimewa. Namanya Be Siap Keren alias Ayam Be Keren (kedua huruf e dibaca seperti membaca huruf e pada kata dengan).
 
Ayam Be Keren adalah salah satu jenis masakan traditional Bali dimana ayam yang dibumbuin serupa dengan Ayam Betutu namun dibungkus dengan pelepah daun pinang alias Upih, lalu dibakar dengan cara khusus dengan menggunakan sekam dan sabut kelapa. Rasanya sangat lezat, empuk dan gurih dengan wangi bumbu yang mengering karena pembakaran dalam upih.
 
Secara umum, Ayam Be Keren ini hanya dimasak khusus saat hari raya ataupun saat ada upacara.  Sangat jarang sekali. Ayam Be Keren ini dimasak sebagai hidangan istimewa pada hari raya. Mengapa jarang? Mungkin karena proses pembuatan masakan Ayam Be Keren ini sedemikian ribetnya.  
 
"Masakan Ayam Keren ini memang merupakan tata cara masak traditional yang diwariskan secara turun temurun di dapur-dapur penduduk di Bangli sejak jaman dulu. Sayang sekali saat ini hanya tinggal sedikit orang yang bisa memasak Ayam Be Keren ini dengan cara yang baik dan benar," ujar seorang warga Bangli, Dewa Kantor.
 
Salah satu warga Bangli yang saat ini masih menekuni pembuatan kuliner Be Ayam Keren ini adalah Ibu Agung Sugantini dari Puri Kelodan Bangli  yang meneruskan tradisi membuat Ayam Keren ini, melestarikannya dan mengembangkannya sebagai bisnis. Sehingga masyarakat yang sudah tidak bisa lagi cara memasak Ayam Be Keren ini (atau tidak punya waktu untuk membuatnya) kini tetap bisa menikmati Ayam Be Keren ini.
 
Cara pembuat Ayam Keren ini adalah pertama, ayam satu ekor utuh dibersihkan, lalu diberi bumbu Basa Gede yang diulek (Basa Gede = Bumbu Besar dalam masakan traditional Bali yang terdiri atas Bawang merah, bawang putih, cabe, garam, lengkuas, kunyit, jahe, kencur, ketumbar,merica, tabya bun, daun salam, terasi).   Berikutnya Ayam yang telah dibumbui ini dibungkus dengan rapi dengan menggunakan Upih (pelepah daun pinang). Mengapa harus dibungkus rapat-rapat?
 
"Membungkus rapat-rapat ayam beserta bumbunya  membantu memastikan bahwa aroma dan rasa bumbu tidak menghilang saat proses memasak, namun tetap tertinggal dan meresap ke dalam daging ayam," jelas Ibu Agung. Lalu pertanyaan berikutnya,”Mengapa pembungkusnya harus Upih? Mengapa bukan daun yang lain saja-misalnya daun pisang?“.   
 
Bu Agung menjelaskan bahwa secara turun temurun yang digunakan untuk membungkus Ayam Be Keren selalu Upih. Tentu nenek moyang kita punya alasan mengapanya. Pertama karena Upih adalah pembungkus makanan traditional yang tahan api. Sehingga jika dimasukkan ke dalam tungku sekam, ia tidak akan mudah terbakar hingga ayam didalamnya mencapai tingkat kematangannya dengan baik.
 
Kedua, Upih sangatlah lentur, sehingga tidak mudah sobek dan  tahan bocor. Hal ini membantu mempertahankan aroma bumbu agar tidak menguap keluar.  Selain itu, saat dibakar,  pelepah pinang juga ikut memberikan cita rasa harum yang istimewa dari Ayam Be Keren yang tidak bisa ditemukan pada jenis masakan lain.
 
Selain cara dan bahan pembungkusnya yang berbeda dan unik, cara memasak Ayam Be Keren juga sangat unik.  Setelah dibumbui dan dibungkus dengan upih, ayam dimasak dengan cara membakarnya di atas tungku sekam, lalu dieram di dalam paso tanah liat lalu dikubur lagi dengan sekam dan dibakar dengan menggunakan sabut kelapa. Itulah sebabnya mengapa masakan ini disebut dengan nama Be Keren, karena keren maksudanya adalah kerem,mengeram. Tentu saja tanah liat, sekam dan sabut kelapa ini juga memperkaya cita rasa ayam Be Keren ini.
 
Ayam dimasak selama 15 jam hingga bisa dikatakan matang dengan baik. Begitulah jaman dulu orang tua di Bangli memasak Ayam Be Kerennya yang lezat. Setelah dimasak selama 15 jam, ternyata Upih itu tidak terbakar habis, walaupun sekam telah menjadi abu.
Apakah Ayam Be Keren ini bisa dimasak denga presto saja agar lebih cepat matang dan empuk?  “Boleh saja. Tetapi cita rasanya akan jauh menyimpang. Karena tidak dimasak sesuai dengan yang seharusnya” jelas Ibu Agung. Usaha Ibu Agung Sugantini untuk melestarikan resep dan tata cara memasak traditional warisan para ahli memasak di Bangli patut kita apresiasi. Semoga kuliner unik  dari Bangli ini  bisa terus dilestarikan dan dikembangkan sebagai salah satu ikon kabupaten Bangli.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami