search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Rachmania : Rendy Supir Uber Taksi Tidak Cabul, Tapi Orang Lain
Minggu, 10 Januari 2016, 22:45 WITA Follow
image

beritabali.com/ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Pemilik akun media sosial Path bernama Rachmania, sebelumnya mengaku hampir menjadi korban pemerkosaan oleh sopir taksi Uber di Bali. Dia membeberkan hari buruk yang membuatnya trauma itu dalam akun Path miliknya.  Setelah kejadian nahas yang dialami, ia melaporkan peristiwa itu ke pihak Uber.  Saat itu juga dilakukan pelacakan, dan hasilnya sopir yang datang kepadanya bukanlah dari Uber, tetapi orang lain.
 
"Setelah kita menginvestigasi semua jejak, kita menyimpulkan bahwa driver yang saya sebut (Rendy, pengemudi Avanza DK 1698 FX) tidak berbuat cabul. itu membingungkanku, terlebih setelah apa yang saya alami. Saya lantas mengingat-ingat sejak saat mengorder Uber tadi malam," kata Rachmania dalam akun Pathnya Minggu (10/1/2016).
 
Menurutnya, Rendy, yang sebelumnya diduga sebagai pelaku pencabulan memang memiliki wajah mirip dengan pelaku. Namun terdapat berbedaan yang mencolok antara pelaku dengan Rendy, yaitu soal rambut. Selain itu, Rachmania juga mengakui kesalahannya tidak memperhatikan detail pemesanan. Seharusnya mobil yang menjemputnya tipe Avanza, tetapi yang datang Suzuki Splash bernopol depan DK 1878 dan nopol belakang DK 1319 KN. Sedangkan nomor telepon pelaku adalah 081236237931.
 
"Saya ceroboh, tidak begitu memperhatikan bahwa mobil yang datang berbeda. Ternyata yang datang pria lain yang cabul, bukan Rendy," terang Rachmania.
 
"Dan cerobohnya saya begitu saja percaya dengan sopir. Jadi Rendy adalah sopir Uber yang saya pesan, tetapi kemudian yang datang orang lain yang mengaku sebagai sopir Uber juga, dan orang inilah yang mengantar saya pergi. Rendy datang menjemput dan menunggu saya sampai 45 menit, sementara saya sudah dijemput driver palsu Uber," lanjutnya.
 
Rachmania mengklarifikasi bahwa dirinya hingga kini masih bingung dengan peristiwa yang dihadapi. Memesan taksi tetapi yang datang sopir taksi palsu yang berpura-pura sebagai driver Uber. Hingga kini pelaku masih belum tertangkap.
 
Di akhir posting_bkannya, Rachmania sebenarnya ingin segera bertemu dengan pelaku dan memberinya pelajaran. Namun untuk saat ini, dia ingin fokus untuk menyembuhkan trauma. Dia mengingatkan agar orang lain lebih berhati-hati dalam memesan taksi online. Jangan sampai kejadian yang dialaminya terulang kembali.
 
Terkait hal ini, Ketua DPC Organisasi Angkutan Darat (Organda) Badung, K. Ngurah Sutharma, SH meminta masyarakat jangan selalu percaya dengan sesuatu yang mudah dan murah. Menurutnya, karakter sopir Taksi Uber tidak ada yang tahu dan tidak ada perusahaan yang bisa bertanggungjawab. 
 
Bagi Sutharma, Uber hanya aplikasi, sehingga masyarakat harus berhati-hati dan waspada terhadap keamanan dan keselamatan dengan iming-iming kemudahan dan biaya yang murah. 
 
"Orang kan mencari yang mudah dan murah, tapi karakter sopirnya (Uber taksi) kan tidak jelas. Apalagi uber itu kan tidak ada kantornya dan yang bertanggungjawab tidak ada. Itulah kenapa sopir bisa memperkosa atau nantinya bisa merampok dan membunuh," ucapnya, Minggu (10/1/2015).
 
 
Oleh sebab itulah, Ketua Koperasi Wahana Dharma Organda Bali ini meminta Pemerintah Daerah Bali bertindak tegas, jika sampai Taksi Uber merugikan masyarakat. Apalagi selama ini telah mengganggu kenyamanan taksi yang legal dan membayar pajak. 

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami