Save Penyu, Upaya Penyelamatan Penyu di Penimbangan
Selasa, 22 Maret 2016,
05:05 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BULELENG.
Pantai Penimbangan di pesisir pantai Desa Baktiseraga sejak lama dimanfaatkan habitat penyu hijau untuk bertelur, namun sering kali ketika penyu-penyu itu ke pantai selalu diburu manusia untuk dikonsumsi termasuk memanfaatkan telurnya.
Namun kali ini habitat penyu hijau itu mendapat perhatian Kelompok Nelayan Sari Segara yang bergerak melakukan pelestarian habitat penyu hijau dan aksi itu didukung para musisi dan sejumlah komunitas lingkungan di Buleleng hingga kemudian mengulirkan program Save Penyu.
“Memang habitat penyu di sini sudah sering ada penyu yang bertelur, cuma karena kami waktu itu belum punya rasa, mungkin belum ada rasa peduli dengan lingkungan, peduli dengan habitat penyu, sehingga ada oknum-oknum yang sifatnya merusak habitat penyu itu sendiri, telurnya diambil untuk dikonsumsi atau penyunya dijual untuk dikonsumsi, tapi saat ini kami peduli dengan lingkungan, apalagi dengan penyu hijau ini yang dilindungi oleh pemerintah, sehingga kami punya niat untuk melestarikan,” ungkap Ketua Kelompok Nelayan Sari Segara Putu Naca, Minggu (20/3/2016) di Penimbangan.
Pantai penimbangan di Desa Baktiseraga, tepatnya di sebelah timur Pura Penimbangan memang sejak lama telah menjadi lokasi bertelurnya penyu-penyu dari lautan, namun kerap dijamah oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
“Harapan kedepan kami akan selalu menjaga habitat penyu dan mudah-mudahan menjadi, apa istilahnya, Kawasan Penimbangan ini menjadi obyek pariwisata terutama untuk pelestarian penyu hijau,” tegas Naca.
Menurut Ketua Kelompok Nelayan Putu Naca telah melakukan koordinasi dengan pihak terkait terutama Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Buleleng.
“Memang sudah ditanggapi, tetapi belum direspon begitu, jadi sekedar baru datang dan memberikan masukan-masukan kepada kami, sehingga kami bekerja semampu kami dsini seperti pembuatan posko yang seadanya, tahap awal kami, sehingga mudah-mudahan nanti dari Pemkab Buleleng bisa ikut berperan serta dalam pelestarian penyu hijau ini,” harapnya.
Putu Dedi Yastika yang akrab disapa Melor selaku pengagas Save Penyu Penimbangan mengakui belum banyak ada kepedulian dari masyarakat terhadap populasi habitat penyu hijau itu, sehingga dengan segala upaya dan hanya bermodalkan tekad bersama sejumlah musisi dan aktifis lingkungan melakukan aksi Save Penyu.
“Untuk sejauh ini kita masih swadaya dari kelompok nelayan dan ada juga bantuan sekedar atap seng, dari pihak swasta telah memberikan lampu penerangan di lokasi penangkaran dan juga lampu senter untuk ronda malam,” ujar Melor.
Upaya yang dilakukan Melor dengan beberapa aktivis lingkungan di Buleleng dan juga Kelompok Nelayan Sari Segara Baktiseraga memasang pagar pembatas pada lokasi tempat bertelurnya penyu untuk menghindari masuknya hewan pemangsa seperti anjing.
Untuk dketahui, Penyu hijau dewasa merupakan penyu laut herbivora. Makanan utama mereka adalah lamun laut atau alga, yang hidup di perairan tropis dan subtropik. Tetapi anak-anaknya diasumsikan omnivore untuk mempercepat pertumbuhan tubuh mereka. Kemungkinan besar terjadi transisi bertahap saat penyu mencapai besar yang cukup untuk dapat menghindari predatornya.
Penyu laut dapat mengeluarkan lebih dari 150 telur per-sarang dan bertelur beberapa kali selama musimnya, agar semakin banyak penyu yang berhasil mencapai tingkat dewasa. Keseimbangan antara penyu laut dan pemangsanya dapat menjadi lawan bagi keberlanjutan hidup penyu saat pemangsa baru diintroduksi atau jika pemangsa alami tiba-tiba meningkat sebagai hasil dari kegiatan manusia.
Berita Buleleng Terbaru
Reporter: bbn/net