Pulau Bali Rawan, Beberapa Kali Alami Gempa Hebat
Selasa, 19 April 2016,
07:05 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Pulau Bali berpotensi rawan gempa. Pulau Bali sendiri pernah mengalami gempa yang cukup banyak menelan korban jiwa. Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami, BMKG Daryono menyatakan jika potensi gempa di Bali sangat tinggi.
"Potensi gempa tetap tinggi karena Bali diapit oleh dua sumber gempa. Di Bali utara kita sebut Flores Back Arc Thrusting atau sesar naik belakang busur kepulauan. Sementara di Bali selatan, subduksi lempeng atau penyusupan lempeng," ujarnya. saat Pelatihan Peningkatan Kompetensi Wartawan dalam Penanggulangan Bencana, Forum Komunikasi Wartawan 2016 BNPB di Hotel Inna Sindhu,Sanur, Denpasar, Senin (18/4).
Sementara Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali, Dewa Made Indra mengatakan, dibandingkan Bali Selatan, di Bali Utara jika terjadi gempa yang berpotensi tsunami, maka tak sampai lima menit warga dihimbau untuk segera berlari ke tempat yang lebih tinggi. Di Bali Selatan, masyarakat masih bisa mendengarkan sirene dan voice atau peringatan dini melalui suara radio selama 30 menit.
"Kita lakukan simulasi kurang lebih 30 menit antara gempa dengan gelombang tsunami di pantai selatan tidak boleh lebih dari 30 menit. Parameter gempa itu antara lain kekuatan gempa, lintang bujur berapa dan kedalaman dan kalau terjadi tsunami misalnya di Sanur, Pusdalops akan membunyikan sirene. Itu untuk di selatan, lalu bagaimana timur dan barat, keduanya masuk ke selatan," imbuhnya seperti dilansir suaradewata.com.
Pulau Bali sendiri pernah mengalami gempa yang cukup banyak menelan korban jiwa, yaitu pada tahun, 1817, 1857 dan 1917, terjadi gempa kuat yang menimbulkan korban jiwa.
"Tidak semua gempa berpotensi tsunami. Syarat-syarat tsunami antara lain, magnitudo harus diatas 7 skala ricther, ada patahan vertikal dan dangkal,"ujarnya.
Pulau Bali sendiri terbagi dalam tiga zona tingkat kerawanan gempa. Zona 1 terbagi antara lain kabupaten Klungkung, Bangli dan Karangasem, yang masuk dalam katagori zona tinggi, zona 2 kabupaten Tabanan, Jembrana dan Denpasar, sementara zona 3 kabupaten Badung dan Gianyar.
BPBD provinsi Bali sendiri mengakui saat ini baru memiliki 9 sirene sebagai tanda peringatan dini. Dan di tahun 2016, pihaknya tengah mengupayakan kepada pemerintah pusat sebanyak 10 buah sirene baru."Itu baru usulan, Indonesia sendiri baru memiliki 50 sirene yang dibangun di titik rawan, dari 1000 sirene yang dibutuhkan," tutup Indra.
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: bbn/net