search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Sekitar 60% Spesies Primata Terancam Punah
Selasa, 24 Januari 2017, 07:00 WITA Follow
image

ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Sekitar 60% spesies primata terancam punah dan sebagian besarnya karena aktivitas manusia, demikian menurut sebuah penelitian terbaru.
 
"Sekarang sungguh saat-saat terakhir bagi banyak makhluk ini," kata Paul Garber, profesor antropologi dari University of Illinois, AS, yang turut menulis hasil penelitian yang terbit di jurnal Science Advances.
 
Para peneliti melaporkan bahwa sekitar 60% spesies primata terancam punah, sementara 75% spesies mengalami penurunan populasi.
 
 
Hanya beberapa ribu individu yang masih tersisa dalam beberapa spesies kukang, monyet dan kera, menurut hasil studi tersebut.
 
Di antaranya ada kukang ekor cincin, monyet colobus merah Udzunga, monyet hidung pesek Yunnan, dan gorila Grauer.
 
Hanya kurang dari 30 siamang Hainan yang menurut laporan itu masih hidup di China.
 
Perburuan, perdagangan hewan peliharaan ilegal, dan hilangnya habitat akibat pembabatan hutan, pembangunan jalan, pertambangan dan pengolahan lahan di habitat primata berkontribusi terhadap anjloknya populasi mereka.
 
"Primata-primata ini bertahan hidup di hutan-hutan di berbagai negara seperti China, Madagaskar, Indonesia, Tanzania, dan Republik Demokratik Kongo," kata Garber.
 
Hanya ada empat negara yang menjadi rumah bagi dua pertiga spesies primata: Brasil, Republik Demokratik Kongo, Indonesia, dan Madagaskar.
 
"Sayangnya, dalam 25 tahun ke depan, banyak dari spesies primata ini akan punah, kecuali kita menjadikan konservasi sebagai prioritas global," kata Garber sebagaimana dikutip kantor berita AFP.
 
Salah satu solusinya, menurut para peneliti, adalah mengendalikan pertumbuhan populasi manusia guna membatasi perambahan wilayah primata.

Reporter: bbn/sin



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami