Jembrana Raih Penghargaan Kalpataru dan Adiwiyata Mandiri 2017
Senin, 7 Agustus 2017,
18:27 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Beritabali.com, Jembrana. Kabupaten Jembrana sukses menyabet penghargaan lingkungan hidup tingkat nasional. Penghargaan yang cukup bergengsi bagi lingkungan ini diserahkan langsung Presiden Joko Widodo dalam serangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup, Rabu (2/8) di Jakarta kepada Kelompok Pelestari Penyu (KPP) Kurma Asih Banjar Mekarsari, Perancak Jembrana yang meraih kalpataru kategori penyelamat lingkungan serta SMPN 2 Negara yang meraih penghargaan Adiwiyata Mandiri tahun 2017.
Kalpataru adalah sebuah penghargaan yang diberikan kepada individu atas perhatian yang luar biasa terhadap perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. KKP Kurma Asih ini salah satu dari 10 orang kelompok penerima penghargaan dari semua kategori dari seluruh Indonesia.
[pilihan-redaksi]
Sementara Adiwiyata mandiri, sebuah penghargaan yang diberikan kementerian lingkungan hidup dan kehutana, karena menularkan budaya cinta dan peduli lingkungan terhadap sekolah lainnya.
Kordinator KPP Kurma Asih, I Wayan Anom Astika Jaya mengatakan, KKP Kurma Asih mulai eksis lestarikan penyu sejak 11 juni 1997. Hal ini dirintis oleh ayahnya sendiri, I Wayan Tirta dimulai dengan penangkaran serta memberikan edukasi terhadap masyrakat. Sampai saat ini, ia berhasil mengumpulkan 17.000 telur penyu lekang. Setelah ditetaskan, tukik-tukik tersebut akan akan langsung dilepaskan kepantai bersama-sama masyrakat, siswa maupun instansi sekaligus sebagai daya tarik wisata.
“Penghargaan kalpataru ini semakin memotivasi kami bersama kelompok untuk terus membawa misi pelestarian penyu sekaligus mengedukasi masyarakat,” ujar Anom.
Atas torehan prestasi tersebut Bupati Jembrana I Putu Artha mengaku bersyukur sekaligus mengapresiasinya. Ia berharap prestasi yang diraih bisa dijadikan motivasi sekaligus ditularkan kepada masyrakat lainnya untuk ikut menjaga lingkungan. Ditegaskannya upaya menjaga lingkungan tidak akan bisa berhasil bila dilakukan satu pihak, namun perlu kesadaran bersama sama secara simultan.
“Kita ingin upaya menjaga lingkungan timbul karena kesadaran bukan paksaan. Apabila semua ikut bergerak tentu akan lebih mudah dijaga,” tandasnya.
Selain itu saat audiensi tersebut, Artha juga meminta desa adat turut serta terlibat dalam pelestarian lingkungan dengan memberikan perlindungan dengan membuat perarem atau awig-awig. Hal ini disebutnya akan lebih memperkuat berbagai upaya menjaga lingkungan seiring dengan perda-perda yang dimiliki pemerintah daerah terkait pelestarian lingkungan hidup. [bbn/jim]
Berita Jembrana Terbaru
Reporter: -