search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
KKP Targetkan Produksi Ikan 2019 Bisa 31,3 Juta Ton
Selasa, 29 Agustus 2017, 12:00 WITA Follow
image

ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Beritabali.com, Badung. Sejak tahun ini, Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP) menargetkan pertumbuhan produksi ikan sebesar 9% per tahun atau sebesar 31,3 juta ton pada 2019.
 
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto bilang, salah satu faktor penentu tercapainya target produksi perikanan budidaya adalah kemampuan mencegah dan mengendalikan penyakit ikan.
 
[pilihan-redaksi]
Hal itu disampaikan Slamet dalam acara "10 Th Symposium On Disease On Asian Aquaculture (DAA10) di Kuta, Badung, Bali, Senin (28/08/2017).
 
Dijelaskan bahwa berbagai kebijakan dan langkah pencegahan dan pengendalian penyakit ikan telah dilakukan DJPB. Hingga saat ini, Indonesia mampu terus meningkatkan produksi perikanan budidaya. Produksi perikanan budidaya dari tahun 2011-2015 rata-rata mengalami kenaikan sebesar 19,08%.
 
"Produksi perikanan budidaya setiap tahun terus meningkat, peningkatan tersebut tidak terlepas dari semakin kondusifnya iklim usaha budidaya baik secara regulasi, kemudahan perizinan, infrastruktur yang semakin membaik dan kemampuan kita untuk terus mencegah dan mengendalikan berbagai penyakit ikan yang dapat mengancam usaha budidaya," ucap Slamet. 
 
Sebagai informasi saja, KKP telah menetapkan kebijakan Good Hatchery Practices (GHP), Good Aquaculture Practices (GAP), serta monitoring residu di tingkat nasional. Hal itu sebagai langkah pencegahan dan pengendalian penyakit maupun kontaminan pada ikan. Dengan kebijakan ini diharapkan bisa menjamin kesuksesan usaha budidaya dan menjadi tool untuk mewujudan jaminan produk perikanan budidaya Indonesia itu aman dikonsumsi.
 
"Saat ini Indonesia masih bebas dari penyakit yang menyerang udang yaitu white feses dan acute hepatopankreas necrosis disease (AHPND) dan juga Tilapia Lake Virus (TiLV) yang menyerang ikan dari jenis Tilapia dan saat ini tengah hangat dibicarakan. Hal ini dapat terwujud karena Indonesia telah menerapkan tindakan pencegahan, biosecurity yang ketat dan tindakan pemeriksaan karantina ikan di pintu masuk dan keluar baik untuk keperluan dalam negeri maupun luar negeri," jelas Slamet. [bbn/idc/wrt]

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami