Akun
guest@beritabali.com

Beritabali ID:


Langganan
logo
Beritabali Premium Aktif

Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium




Ogoh-Ogoh Barong Brutuk Berbahan 1000 Kraras Bakal Ramaikan Pengerupukan di Tabanan

Minggu, 11 Maret 2018, 19:20 WITA Follow
Beritabali.com

Beritabali.com/nod

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Beritabali.com, Tabanan. Sebuah ogoh-ogoh berbentuk barong brutuk yang menggunakan bahan 1000 batang daun pisang kering atau kraras bakal meramaikan Pengerupukan Sasih Kesanga di Tabanan. Ogoh-ogoh karya STT Tri  Wikrama Banjar Kamasan, Desa Dajan Peken tersebut akan diarak mengelilingi Kota Tabanan pada Jumat (16/3) mendatang.

Wakil Ketua STT Tri Wikrama I Gusti Agus Surya Agung Adnya Prabawa mengungkapkan ogoh ogoh setinggi 6 meter  dan lebar 4 meter tersebut dibuat sejak awal Februari 2018. "Ini pembuatan belum rampung, baru 80 persen selesai, sisanya berbagai piranti belum terpasang," jelas Wikrama saat dikonfirmasi di Tabanan pada Minggu (11/3).

Wikrama mengatakan ide pembuatan ogoh-ogoh barong brutuk terinpirasi dari sebuah pementasan yang ada di Youtube. Dimana barong brutuk memiliki makna mengusir malapetaka, sehingga masyarakat bisa sembuh dan terbebas dari penyakit. "Lewat itulah kami sepakat membuat ogoh-ogoh barong brutuk, dengan harapan agar mala dan para bhutakala yang mengganggu di banjar kami bisa di somia (dinetralisir)," papar Wikrama.

Menurut Wikrama, pembuatan ogoh-ogoh sebagian besar menggunakan bahan alami. Selain baju ogoh-ogoh terbuat dari kraras, juga bagian kaki, tangan, dan pecut terbuat dari anyaman bambu. "Kepalanya saja yang terbuat dari gabus, sama kerangka dasar gunakan besi, karena kalau gunakan kayu kami takut roboh," ungkap Wikrama.[bbn/nod/mul]

Beritabali.com

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: bbn/nod



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami