Kendaraan Dipandang Sebagai Senjata Sehingga Diupacarai Saat Tumpek Landep
Jumat, 30 Maret 2018,
22:45 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Denpasar. Kebiasaan masyarakat Hindu Bali yang mengupacarai kendaraan bermotor saat Tumpek Landep disebabkan oleh pandangan bahwa kendaraan bermotor merupakan alat atau salah satu senjata dalam memudahkan kehidupan manusia. Pada akhirnya tidak jarang juga peralatan elektronik turut serta diupacarai saat Tumpek Landep.
[pilihan-redaksi]
"Karena kendaraan bahanya dari besi dan digunakan sebagai senjata untuk membantu kehidupan manusia" kata Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si ketika di konfirmasi melalui telpon pada Jumat (30/3).
"Karena kendaraan bahanya dari besi dan digunakan sebagai senjata untuk membantu kehidupan manusia" kata Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si ketika di konfirmasi melalui telpon pada Jumat (30/3).
Menurut Sudiana, apa yang dilakukan oleh masyarakat pada dasarnya menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. Secara prinsip semuanya adalah sebagai ucapan syukur kepada Tuhan atas anugerah kemudahan hidup yang diterima umat.
Sudiana menjelaskan bahwa Tumpek Landep yang jatuh pada hari Saniscara wuku Landep secara ritual upacara oleh umat Hindu diyakini sebagai hari untuk pemujaan sanghyang Pasupati sebagai manivestasi Tuhan dalam fungsinya sebagai penguasa semua kehidupan atau juga mahluk di alam semesta ini.
[pilihan-redaksi2]
Demikian juga Pasupati dilakukan untuk memberikan kekuatan kepada semua senjata tajam untuk perang sehingga hari itu semua senjata diupacarai untuk dimohonkan kepada Tuhan agar bisa bertuah dan selalu menang jika digunakan untuk menaklukan lawan di medan perang dan menjaga keamanan negara.
Demikian juga Pasupati dilakukan untuk memberikan kekuatan kepada semua senjata tajam untuk perang sehingga hari itu semua senjata diupacarai untuk dimohonkan kepada Tuhan agar bisa bertuah dan selalu menang jika digunakan untuk menaklukan lawan di medan perang dan menjaga keamanan negara.
"Upacara ini dilakukan oleh masyarakat Bali di rumahya yang memiiki senjata, keris, tombak dan lain-lain, dahulu di Puri, Jero, dimana tempat penyimpanan senjata" ujar Sudiana yang juga merupakan Rektor IHDN Denpasar.
Sudiana menambahkan sekarang oleh masyarakat upacara Tumpek Landep berkembang, dimana semua benda yang dari besi diupacarai juga untuk dimohonkan anugerah supaya bertuah guna membantu kehidupan manusia di dunia. Demikian juga secara filsafat Tumpek Landep sebagai hari untuk memohon landeping idep atau mempertajam pikiran untuk menghadapi semua tantangan hidup di dunia. (bbn/mul)
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: bbn/mul