Dianiaya Guide Asing Ilegal, Ratusan Rekanan Guide Lokal Geruduk Polsek Kuta
Jumat, 6 April 2018,
13:45 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Beritabali.com.Badung, Hingga waktu dini hari sekitar pukul 02.20 Wita, Jumat (6/4) ratusan sopir dan pemandu tamu (guide) lokal Mandarin masih membanjiri Polsek Kuta.
[pilihan-redaksi]
Bahkan sejak ratusan massa yang lebih dari 500 orang berdatangan, simpang jalan R.Kuta dan Kediri terpaksa dialihkan sementara. Kedatangan mereka, buntut dari kasus salah seorang rekannya bernama Edy (36) guide Mandarin yang dipukuli warga asing yamg juga merupakan guide Mandarin namun ilegal untuk menjalankan profesinya di Indonesia.
Bahkan sejak ratusan massa yang lebih dari 500 orang berdatangan, simpang jalan R.Kuta dan Kediri terpaksa dialihkan sementara. Kedatangan mereka, buntut dari kasus salah seorang rekannya bernama Edy (36) guide Mandarin yang dipukuli warga asing yamg juga merupakan guide Mandarin namun ilegal untuk menjalankan profesinya di Indonesia.
Ratusan guide ini sudah mulai mendatangi markas Polisi di Kuta sejak pukul 23.40 Wita. Mereka memberikan dukungan kepada rekannya saat melapor dan meminta pihak kepolisian tegas dan segera menangkap. Terlebih pelaku WNA, agar tidak menganggap enteng hukum di Indonesia.
"Korban bibirnya bengkak. Tadi sudah visum. Kami buat laporannya. Video buktinya juga ada. Dia dikeroyok 5 sampai 6 orang. Termasuk bosnya dan yang nyuruh ini menyewa orang lokal untuk melakukan penganiayaan," terang Kabid Kesra HPI Yoshua Michael, 49, Jumat (6/4) dini hari.
Belakangan diketahui bahwa para pelaku yang diperkirakan terdiri dari 6 orang tersebut diantaranya salah satu orang merupakan bos tour dan travel keturunan Tiongkok asal Surabaya berinisial ALN.
Sementara itu salah satu wisatawan asal Hwangdong Tiongkok yang mengaku bernama Ahui disebut-sebut sumber dari permasalahan ini. Pasalnya Ahui dituding keras menggunakan visa turis untuk melakukan pekerjaan guide Mandarin di Bali.
Sehingga oleh beberapa guide Mandarin lokal yang tergabung dalam HPI menolak keras keberadaannya. Lebih-lebih Ahui kerap menyerobot tamu. Diduga tak terima terhadap sikap penolakan dari grup guide Mandarin lokal yang tergabung dalam HPI tersebut. Keduanya ALN dan Ahui kemudian menyewa beberapa orang dari ormas di Bali untuk menganiaya salah satu anggota guide Mandarin lokal atas nama Edi di Warung Kita di Tuban pada Kamis (5/4) malam.
Hal senada ditegaskan oleh Kabid Kesra HPI Yoshua Michael (49) alias Wisnu bahwa pihaknya resah dengan keberadaan guide nakal seperti Ahui. Terlebih kunjungannya ke Bali menggunakan visa turis untuk bekerja. Hal tersebut dinilai ilegal dan pihaknya meminta kepada pemerintah terkait untuk menertibkan permasalahan semacam ini.
"Kami terus terang terancam dengan guide - guide seperti itu. Terus terang kami punya hak. Kami disini bayar pajak. Tapi dia (Ahui) menggunakan visa turis untuk bekerja sebagai guide Mandarin di Bali. Sering menyerobot tamu. Sebulan disini, lalu balik lagi melakukan lagi seterusnya begitu. Jadi sudah berkali - kali melakukannya," jelasnya.
Atas kejadian penganiayaan tersebut pihaknya lantas melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Kuta. Sayangnya dari pihak ALN maupun Ahui tetap bersikeras dan dinilai tidak kooperatif.
[pilihan-redaksi2]
"Dia menggunakan visa turis untuk melakukan pekerjaan. Ini nggak bener. Kedua telah melakukan pengananiayaan 5 sampai 6 orang kepada rekan kami. Kami minta mereka diproses kami nggak mau dia seenaknya saja. Kami inginnya dia diproses secara hukum. Ini yang kami ingin beritahukan kepada pemerintah bahwa memang sudah terjadi tenaga kerja asing ilegal yang berusaha cari makan di Bali. Ini sudah melanggar," terangnya.
"Dia menggunakan visa turis untuk melakukan pekerjaan. Ini nggak bener. Kedua telah melakukan pengananiayaan 5 sampai 6 orang kepada rekan kami. Kami minta mereka diproses kami nggak mau dia seenaknya saja. Kami inginnya dia diproses secara hukum. Ini yang kami ingin beritahukan kepada pemerintah bahwa memang sudah terjadi tenaga kerja asing ilegal yang berusaha cari makan di Bali. Ini sudah melanggar," terangnya.
Meskipun belum ada penetapan tersangka namun pihaknya mengaku akan terus memonitor kasus ini. Sementara point permasalahan satunya lagi terkait tenaga kerja ilegal, akan pihaknya laporkan juga.
"Dia tidak mengetahui adat istiadat budaya Bali dan akan menyampaikan informasi yang salah. Dia WNA yang tidak memiliki ijin kerja. Dia cari uang di Bali untuk dibawa kenegaranya dan tidak membayar pajak. Sedangkan kami membayar pajak," jelasnya. (bbn/maw/rob)
Berita Badung Terbaru
Reporter: bbn/maw