367 Sekolah di Denpasar Dikepung Penjual Rokok
Jumat, 27 April 2018,
06:25 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Beritabali.com.Denpasar, Sebanyak 367 dari total 379 sekolah di Kota Denpasar, ditemukan setidaknya 1 penjual rokok dalam jarak 250 meter dari sekolah.
[pilihan-redaksi]
Jumlah tersebut diperoleh dari hasil survei kolaborasi penelitian dari University of Sydney (Australia), Universitas Udayana (Bali) dan Universitas Airlangga (Banyuwangi) yang didanai oleh Australia-Indonesia Centre (AIC) Health Cluster dengan melakukan pemetaan distribusi retailer rokok dan audit iklan dan promosi rokok ditempat penjualan di Kota Denpasar.
Jumlah tersebut diperoleh dari hasil survei kolaborasi penelitian dari University of Sydney (Australia), Universitas Udayana (Bali) dan Universitas Airlangga (Banyuwangi) yang didanai oleh Australia-Indonesia Centre (AIC) Health Cluster dengan melakukan pemetaan distribusi retailer rokok dan audit iklan dan promosi rokok ditempat penjualan di Kota Denpasar.
Menurut Ketua Tim Penelitian, Dr Ayu Swandewi Astuti, Kamis, (26/4) di Badung mengatakan, penelitian dilakukan pada Oktober 2017 sampai Maret 2018 di Kota Denpasar. Dalam penelitian tersebut, dilakukan pemetaan kepadatan retail rokok yang lokasinya berdekatan dengan rumah hunian dan sekolah.
"Dari hasil pemetan 4114 penjual rokok, tidak termasuk restaurant dan hotel, dengan kepadatan penjualan rokok sebesar 32,2 per km2. Terdapat sekitar 5 penjual rokok untuk tiap 1000 penduduk," jelasnya.
Dilanjutkan, secara rata-rata sebanyak 10 buah penjual rokok ditemukan dalam radius tersebut. Bahkan, ada 1 sekolah dengan 44 penjual rokok dalam jarak 250 meter dari sekolah.
"Dalam radius tersebut, rata-rata sebanyak 10 buah penjual rokok kami temukan," ujarnya.
Disamping itu, kata dia pada 674 dari total 1000 penjual rokok yang diobservasi, ditemukan sekitar 1 jenis iklan di bagian luar toko.
[pilihan-redaksi2]
"Hampir semua penjual, yaitu 989 penjual terdapat iklan termasuk display rokok dibagian dalam toko," ucapnya.
"Hampir semua penjual, yaitu 989 penjual terdapat iklan termasuk display rokok dibagian dalam toko," ucapnya.
Dikatakan penelitian ini tentu berdampak penting, mengingat Indonesia telah menduduki peringkat keempat untuk negara dengan konsumsi tembakau tertinggi di Dunia.
"Jika dilihat Indonesia saat ini, telah, menduduki peringkat keempat untuk negara dengan konsumsi tembakau tertinggi di Dunia. Dimana jumlah perokok dewasa mencapai 65,2 juta jiwa. Walau mayoritas perokok adalah, laki-laki dewasa, data menunjukkan terjadi kenaikan signifikan perokok remaja dari usia 10 sampai 14 tahun, dari angka 9%pada tahun 1995 menjadi 17,4% tahun 2010," paparnya.
Dengan meningkatnya prevalen merokok dikalangan anak muda, ia menyebutkan tentu akan berdampak pada beban kesehatan, sosial dan ekonomi masa mendatang. Upaya melindungi anak-anak dari promosi rokok menjadi sangat sulit. Sembari Swandewi menambahkan, jika Pemerintah tidak mau meningkatkan upaya pengendalian tembakau termasuk mengatur tempat penjualan rokok. Maka, lanjutnya mimpi menciptakan generasi Indonesia bebas rokok tidak akan pernah terwujud. (bbn/aga/rob)
Berita Badung Terbaru
Reporter: bbn/aga