TV Sebagai Baby Sitter, Anak Rentan Terpapar Siaran yang Tidak Mendidik
Rabu, 9 Mei 2018,
17:00 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Beritabali.com.Badung, Dari penelitian lembaga survei Nielsen pada Juli 2017, diketahui masyarakat Indonesia sebanyak 96% memperoleh informasi dari televisi, sisanya sebesar 53% dari media luar ruang, 44% dari internet, 37% dari radio, sisanya dari Koran, tabloid dan majalah.
[pilihan-redaksi]
Menurut Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Bidang Kelembagaan Ubaidillah dari penelitian tersebut diperlukan peran KPI sebagai pengawas dan masyarakat yang perlu disadarkan melalui literasi media agar terhindar dari dampak negatif siaran yang tidak mendidik dan tidak berkualitas. Hal ini, kata dia rentan terjadi pada momen seperti Pilkada dan terdampak terutama pada anak-anak yang dinilai daya kritisnya belum terbentuk, waktu konsumsi media yang cukup tinggi, isi media yang tidak aman dan peran orang tua dan sekolah yang belum optimal.
Menurut Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Bidang Kelembagaan Ubaidillah dari penelitian tersebut diperlukan peran KPI sebagai pengawas dan masyarakat yang perlu disadarkan melalui literasi media agar terhindar dari dampak negatif siaran yang tidak mendidik dan tidak berkualitas. Hal ini, kata dia rentan terjadi pada momen seperti Pilkada dan terdampak terutama pada anak-anak yang dinilai daya kritisnya belum terbentuk, waktu konsumsi media yang cukup tinggi, isi media yang tidak aman dan peran orang tua dan sekolah yang belum optimal.
Rata-rata berdasarkan riset disebutkan waktu menonton TV anak-anak sebanyak 1.800 jam per tahun sedangkan bersekolah hanya 800 jam selama setahun. Idealnya, dari rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) dari hasil riset terhadap 87.025 anak di Inggris, Jepang, Kanada dan Amerika Serikat (1963-1978) menetapkan waktu menonton anak yang ideal adalah maksimal 2 jam per hari atau 10 jam per pekan.
"Orang tua saat ini juga sudah menganggap TV sebagai 'baby sitter' agar mereka bisa betah di rumah," ujarnya saat seminar Literasi Media di Seminyak, Badung, Rabu (9/5).
Terlebih jika dibandingkan dengan survei yang dilakukan KPI pada periode pertama pada Januari-Mei 2017 dan periode kedua pada Juni-Oktober 2017 menunjukkan kenaikan angka indeks kualitas kategori program TV yang tidak terlalu signifikan dari 2,84 menjadi 2,88.
Maka dari itu, Ubaidillah menenkankan pentingnya literasi media sebagai upaya untuk menghilangkan sikap ketergantungan pada media, menyediakan aktivitas alternatif, memberikan ruang ekspresi bagi publik dan memproduksi media alternatif. (bbn/rob)
Berita Badung Terbaru
Reporter: bbn/rob