search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Guru SMPN 10 Denpasar Kembangkan Biodeterjen Berbahan Suruhan dan Kulit Pepaya
Minggu, 13 Mei 2018, 10:30 WITA Follow
image

Beritabali.com/Dera

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Seorang guru SMPN 10 Denpasar, Made Rai Rahayu, S.Pd., M.Si mengembangkan biodeterjen berbahan kombinasi ekstrak suruhan dan kulit pepaya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukannya menunjukkan bahwa ekstrak kulit pepaya dan suruhan positif mengandung saponin yang ditunjukkan dengan terbentuknya busa stabil ketika ketika ekstrak dikocok, sedangkan uji kualitatif enzim papain pada kulit buah pepaya juga menunjukkan hasil positif.

“Hasil uji kandungan flavonoid pada ekstrak kulit pepaya dan herba suruhan menunjukkan nilai 447,88 mg/ 100 gr QE untuk kulit pepaya  dan  1569,84 mg/ 100 gr QE  untuk herba suruhan. Sedangkan uji kadar tannin pada masing-masing ekstrak menunjukkan nilai 10053,36 mg/ 100 gr TAE pada kulit pepaya dan 443,41 mg/100 gr TAE untuk ekstrak suruhan” jelas Rai Rahayu saat ditemui di Denpasar pada Minggu (13/5).

Rai Rahayu atau akrab dipanggil Dera mengungkapkan hasil uji daya deterjensi biodeterjen dari limbah kulit pepaya dan suruhanpada kain dengan noda lumpur, protein dan lemak menunjukkan bahwa kombinasi kulit pepaya dan suruhan dengan perbandingan 1:3 memberi hasil terbaik  untuk noda lumpur dan lemak berturut-turut dengan nilai 3,33 dan 3,60 yang  tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Begitu juga hasil analisis kadar cemaran, dari parameter DO seluruh perlakuan dapat dinyatakan layak sebagai limbah domestik yang tidak mencemari lingkungan dikarenakan karena memiliki kadar DO melebih 5 mg/L.

“Kadar COD,K (-) dan K+ dikatakan sebagai limbah domestik yang aman, ramah lingkungan mengingat kadar maksimum COD pada limbah domestik yaitu tidak melebihi nilai 100 mg/L. Nilai Ph juga masih berada pada rentangan standar biodeterjen cair antara 6-9” papar guru pengajar ekstrakurikuler KIR.

Rai Rahayu memaparkan bahwa ekstrak kulit buah pepaya dan suruhan merupakan salah satu bahan alam yang mengandung saponin. Saponin merupakan gabungan aglikon dan satu molekul glukosa . Karakterstik saponin yaitu rasa pahit, iritasi mucosal dan penyabunan atau deterjensi dan sifat antibakteri. Mekanisme penghambatan saponin terhadap bakteri terjadi melalui gangguan terhadap permeabilitas membrane sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis.

Rai Rahayu mengaku tertarik untuk melakukan penelitian terkait biodeterjen karena ancaman dampak buruk penggunaan deterjen terhadap lingkungan. Dampak penggunaan deterjen diperkirakan terus meningkat seiring dengan produksi deterjen dunia yang mencapai 2,7 juta ton/tahun, dengan kenaikan produksi tahunan mencapai 5 %.

Detergen adalah produk komersial untuk menghilangkan kotoran pada pencucian pakaian di industri laundry maupun rumah tangga. Umumnya detergen tersusun atas tiga komponen yaitu, surfaktan (sebagai bahan dasar detergen) sebesar 20-30%, builders (senyawa fosfat) sebesar 70-80 %, dan bahan aditif (pemutih dan pewangi) yang relatif sedikit yaitu 2-8%. Deterjen memiliki andil besar dalam menurunkan kualitas air. Deterjen juga memberi efek negatif bagi biota air, fosfat dalam deterjen dapat memicu ganggang air tawar untuk melepaskan racun dan menguras oksigen di perairan. Penggunaan deterjen sintetis juga dapat membahayakan kesehatan manusia seperti dapat menyebabkan iritasi pada kulit. [bbn/mul]

Reporter: bbn/mul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami