Pemandu Wisata Sudah Seharusnya Melek Sejarah
Jumat, 27 Juli 2018,
17:10 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Denpasar. Potensi Bali yang memiliki destinasi wisata yang kaya juga dibutuhkan pemandu wisata yang memiliki kemampuan membuat narasi agar menambah daya tarik bagi para wisatawan.
[pilihan-redaksi]
Hal tersebut dikatakan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemdikbud, Triana Wulandari saat memberikan arahan dan pesan kepada pemandu yang mengikuti kegiatan peningkatan kompetensi pada Kamis, (26/7). Direktorat Sejarah menyelenggarakan kegiatan pengayaan bagi pemandu wisata sebagai wujud nyata komitmen untuk terus berupaya meningkatkan dan memperkaya substansi sejarah dalam dunia kepariwisataan Indonesia.
Hal tersebut dikatakan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemdikbud, Triana Wulandari saat memberikan arahan dan pesan kepada pemandu yang mengikuti kegiatan peningkatan kompetensi pada Kamis, (26/7). Direktorat Sejarah menyelenggarakan kegiatan pengayaan bagi pemandu wisata sebagai wujud nyata komitmen untuk terus berupaya meningkatkan dan memperkaya substansi sejarah dalam dunia kepariwisataan Indonesia.
Kegiatan ekskursi menghadirkan narasumber Dr. Dewa Budiana dan Prof. Dr. Phil. I Ketut Ardhana mendampingi peserta untuk menyampaikan informasi terkait kesejarahan dari berbagai objek sejarah yang dikunjungi.
Hari keempat kegiatan peningkatan kompetensi bagi para pemandu wisata sejarah di Bali, peserta melakukan kunjungan (ekskursi) ke berbagai objek sejarah. Secara umum peningkatan kompetensi dibagi dua kegiatan, yaitu kegiatan belajar di dalam kelas atau indoor, maupun studi lapangan atau outdoor.
Ketua penyelenggara kegiatan, Saptari Novia Stri, mengatakan, hari keempat para peserta melakukan ekskursi ke berbagai objek sejarah, di antaranya Museum Bali, Monumen Perjuangan Rakyat Bali serta Goa Gajah.
“Tiga hari sebelumnya, yaitu 23 hingga 25 Juli 2018, peserta mendapatkan materi kesejarahan, seperti Pengetahuan Sejarah untuk Pariwisata, Sejarah Lokal untuk Pariwisata, Sejarah Publik untuk Pariwisata, Toponimi, serta Teknik Kepemanduan dengan Konten Sejarah,” katanya.
Salah seorang peserta, Ni Nengah Sudiastrini dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) mengaku kegiatan ini sangat bermanfaat bagi dirinya yang telah melakoni pekerjaan sebagai pemandu wisata.
[pilihan-redaksi2]
“Saya bersyukur sekali bisa mengikuti kegitan ini, sebab bisa mendapatkan berbagai informasi dan pengetahuan tentang sejarah. Tapi mungkin perlu ada materi tambahan tentang kebudayaan lokal,” katanya.
“Saya bersyukur sekali bisa mengikuti kegitan ini, sebab bisa mendapatkan berbagai informasi dan pengetahuan tentang sejarah. Tapi mungkin perlu ada materi tambahan tentang kebudayaan lokal,” katanya.
Hal senada diungkapkan dua peserta lainnya, Gede Sukarya dan Ari Pemayun, yang menyarankan agar penyajian materi lebih disesuaikan dengan budaya lokal, Bali.
“Untuk teknik penyajian agar lebih bersifat deskriptif dan praktis. Secara umum kegiatan ini sangat bermanfaat dan kami meminta waktu untuk menyampaikan beberapa saran dan rekomendasi, ” ungkapnya.
Secara resmi kegiatan peningkatan kompetensi bagi pemandu wisata sejarah di Bali akan ditutup pada 27 Juli 2018, pukul 20.00 Wita. (bbn/rls/rob)
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: bbn/rls